![]() |
Seorang warga berjalan di atas sisa puing-puing perumahan korban lumpur Lapindo. Foto : Istimewa. |
JAKARTA, BL- Keputusan penghentian pengusutan dan penyidikan kasus semburan lumpur Lapindo yang dilakukan Kepolisian Daerah Jawa Timur beberapa waktu lalu, mendapat reaksi penolakan dari seribuan lebih pengguna facebook di Indonesia.
Mereka bergabung dalam sebuah causes, salah satu fasilitas yang disediakan pengelola situs jaringan pertemanan terbesar di dunia itu. Join causes di facebook untuk menolak upaya memetieskan kasus Lapindo dapat dilakukan oleh setiap pengguna internet dengan mengunjugi http://apps.facebook.com/causes/333125?m=4a83263b.
Saat beritalingkungan.com berkunjung pada pukul 17.07 WIB (18/8) jumlah anggota pengguna facebook yang bergabung dalam cause Tolak SP3 (Penghentian Penyidikan) Kasus Lapindo telah berjumlah 1,436. Cause tersebut dikoordinir oleh Firdaus Cahyadi, seorang aktivis lingkungan yang selama ini menyoroti kasus semburan lumpur Sidoarjo.
Menurut Rachmat Kriyantono, salah satu pengguna facebook yang mendukung keberadaan cause tersebut, dalam postingnya menulis, alasan SP3 harus jelas. SP3 harus telah mendiskusikan data-data dari pakar baik yang pro maupun kontra, sehingga bisa mencerminkan keadilan masyarakat. “Semoga Pemerintah kita, dengan Presidennya (yang kembali dipilih) bisa lebih berpihak kepada rakyat kecil, bukan kepada rakyat besar,”harapnya.
Sebagaimana dilansir oleh berbagai media massa beberapa waktu lalu memberitakan bahwa Polda Jawa Timur mengeluarkan SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan) terhadap kasus Lapindo. Sementara itu Menteri Sekretaris Negara Hatta Radjasa seperti dikutip Antara (7/8) menegaskan, segala penyelidikan terhadap penyebab semburan lumpur yang tadinya diduga karena kelalaian manusia harus dihentikan. Pemerintah yakin bahwa semburan lumpur di Sidoarjo adalah bencana alam.
Pernyataan Hatta Radjasa itu bertolak belakang dengan padangan mayoritas pakar geologi dan pertambangan dunia yang sudah menyatakan bahwa semburan lumpur terkait dengan aktivitas pengeboran. Salah satu pakar geologi itu adalah Prof. Richard J. Davies.
Tulisan ilmiah Prof. Richard J. Davies yang dimuat di Jurnal Geological Society of America (GSA Today) volume 17 No.7 edisi Februari 2007 dengan judul “Birth of a mud volcano: East Java, 29 May 2006”, menyimpulkan bahwa semburan lumpur panas merupakan mud volcano yang keluar ke permukaan karena dipicu oleh kegiatan manusia (man-made) yaitu oleh kegiatan pemboran Sumur Banjar Panji (BJP) -1 milik Lapindo, salah satu Group Bakrie.
Bukan hanya pendapat pakar geologi dunia, temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai lembaga tinggi negara pun mengemukakan hal yang sama. Dalam pemeriksaan kegiatan pemboran sumur eksplorasi Banjarpanji-1, BPK-RI menggunakan konsultan PT Exploration Think Tank Indonesia (PT ETTI). Berdasarkan laporan PT ETTI maupun dokumen yang diperoleh selama pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa aktifitas pemboran sumur BJP-1 memicu terjadinya semburan lumpur panas Sidoarjo.
Selain itu hasil pemeriksaan BPK-RI juga menemukan dokumen-dokumen yang mendukung simpulan bahwa semburan lumpur panas berasal dari Sumur BJP-1. Salah satu dokumen itu adalah Berita Acara Penanggulangan Kejadian Semburan Lumpur di sekitar lokasi Sumur BJP-1 tanggal 8 Juni 2006 yang ditandatangani oleh pihak Lapindo dan BP Migas.
Dokumen tersebut menyebutkan BP Migas maupun Lapindo sepakat bahwa semburan tersebut sebagai akibat dari underground blowout. Pengertian dari underground blowout sendiri adalah kejadian mengalirnya fluida formasi dalam volume yang tidak terkendali ke dalam sumur dimana fluida formasi mengalir dari satu zona ke zona lainnya yang lebih lemah. (Marwan Azis)