![]() |
Orangutan. Foto : Wikipedia |
BOGOR, BL-Polupasi Orangutan di Sumatera menurut hasil riset sejumlah lembaga konseervasi orangutan melaporkan jumlahnya terus berkurang.
Berdasarkan hasil survey orangutan yang difasilitasi oleh Orangutan Conservation Services Program (OCSP) memperkirakan total populasi orangutan Sumatera di Suaka Margasatwa (SM) Siranggas dan Hutan Lindung (HL) Batu Ardan kini tinggal 267 individu.
Masing-masing 156 individu di HL Batu Ardan dan 111 di SM Siranggas. Keduanya berada di wilayah Kabupaten Dairi dan Pakpak Barat, Propinsi Sumatera Utara.
Berkurangnya populasi orangutan di Sumatera ditenggarai karena tingginya konversi lahan dan areal konservasi seperti perambahan, perkebunan sawit, tambang, jalan dan perburuan skala kecil adalah faktor yang paling menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup orangutan.
Menurut Deputy Chief of Party OCSP Jamartin Sihite, informasi dari hasil survey ini berguna bagi rencana tata ruang daerah yang digagas oleh OCSP bersama pemerintah daerah sebagai bagian dari revisi TRWK. Terutama keterkaitan HL Batu Ardan (Dairi – Pakpak Barat) dan SM Siranggas merupakan daerah yang berhubungan atau berpotensi menjadi koridor peghubung dengan area MCV yang dibangun oleh OCSP – Konsorsium Pusaka.
Survey populasi dan distribusi orangutan Sumatera (Pongo abelii) di HL Batu Ardan (Register 66) dan SM Siranggas (Register 70) dilaksanakan pada tangal 24 Januari – 22 Februari 2009 meliputi 7 lokasi pengamatan di desa, yaitu: Bongkaras dan Sempung Poling Kabupaten Dairi dan Simbruna, Perolihen, Malum, SM Siranggas Kabupaten Pakpak Barat.
Berdasarkan hasil survey ini, tim survey mengusulkan perlunya perluasan kawasan konservasi SM Siranggas menjadi 7.421 ha, melingkupi sebagian HL Batu Ardan dan HPT Deleng Sibudun.”Dengan perluasan ini, kita berharap populasi orangutan bisa diselamatkan dari ancaman kepunahan,”kata Jamartin Sihite di Bogor beberapa waktu lalu.Membangun Relasi Konstruktif Jurnalis – NGO untuk konservasi Orangutan dan habitatnya, di Bogor, beberapa waktu lalu.
Hal lain yang perlu dilakukan adalah peninjauan ulang mengenai tapal batas kawasan konservasi dan wilayah adat masyarakat setempat, tindak lanjut kegiatan yang komprehensif untuk melindungi orangutan di HL Batu Ardan dan SM Siranggas melalui pengelolaan bersama dengan masyarakat, pendidikan konservasi mengenai pentingnya pelestarian habitat dan satwa liar secara rutin kepada masyarakat dan pengalihan kebiasaan masyarakat sebagai perambah melalui intensifikasi lahan yang berbasis pola pertanian lokal, ataupun pemandu ekowisata sebagai alternatif kegiatan.
Tim survey yang di koordinir ahli orangutan S. Suci Utami Atmoko itu juga mencatat hutan tersebut ternyata memiliki 29 jenis mamalia, 16 diantaranya dilindungi, termasuk orangutan kritis, 115 jenis burung, 34 diantaranya dilindungi dan 19 jenis amphibi-reptilia. “Kekayaan jenis ini memiliki potensi besar dalam mendukung kelestarian orangutan dan habitatnya di wilayah ini,”tandasnya.(Jekson Simanjuntak)