“Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (Foke) terlalu banyak pertimbangan dan legalitas yang menekankan pada peraturan yang ada,” kata Azyumardi di Jakarta, Selasa (26/10).
Padahal, lanjut dia, pada saat yang sama, Foke harus berani melakukan terobosan-terobosan untuk mengatasi persoalan banjir, meski terobosan yang dilakukannya itu nantinya ada kontroversi, seperti halnya mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang melakukan pemagaran Monumen Nasional (Monas) dan merealisasikan busway.
“Foke harus bisa seperti Sutiyoso. Kalau pun ada kontroversi, tapi yang yang terpenting bermanfaat bagi masyarakat,” kata Direktur Pascasarjana Universitas Islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Ia menilai Gubernur Fauzi Bowo terlalu berpegang teguh pada peraturan, sehingga tidak berani melakukan terobosan. Padahal, penyelesaian persoalan Jakarta tidak bisa dilakukan dengan pendekatan legalitas, tapi harus ada langkah-langkah berani yang didukung oleh DPRD.
“Kalau tetap memegang legalitas, maka akan berdampak terhadap kerusakan sarana dan fasilitas umum, seperti jalan yang berlobang, bus way terlantar, halte rusak dan lainnya. Oleh karenanya perlu ada penanganan segera mungkin,” katanya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo alias Foke meninjau proyek pengerjaan tiga saluran air yang melintas jalan di Jalan MH Thamrin yang berada di depan Gedung Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (26/10) siang.
Foke meninjau saluran air di Jalan Thamrin ditemani Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo dan Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono.
Gubernur meninjau saluran air setelah Jakarta diguyur hujan lebat pada Rabu (25/10) sore sampai malam yang membuat banyak jalan kebanjiran dan mengakibatkan kemacetan lalu lintas hampir merata di seluruh wilayah.
Foke mengaku terus melakukan langkah-langkah antisipasi banjir setelah terjadi banjir besar yang melanda Jakarta pada 2007. “Saya berdiri di sini dan saya ingin tunjukkan bahwa Pemprov sudah merespon. Kemarin daerah ini tergenang. Kalau itu tidak ada (proyek perbaikan saluran air), maka genangan itu tidak akan hilang,” katanya.
Proyek perbaikan saluran air di Thamrin senilai Rp40 miliar tersebut bakal menanggulangi genangan di kawasan Monas, Jalan Agus Salim (Sabang), Jalan Wahid Hasyim, Jalan Kebon Sirih, dan dan Jalan HM Thamrin.
Tiga drainase tersebut akan bermuara di Kali Cideng. Di sana air akan disedot untuk dibuang di Kali Cideng dan Kanal Banjir Barat oleh pompa yang ditempatkan di Jalan Tarakan.
“Pompa itu sekarang kita sedang tingkatkan kapasitasnya. Kita perdalam salurannya tambah pompa baru dengan kapasitas yang sangat tinggi sehingga setelah selesai semua kawasan ini tidak akan tergenang,” jelas Foke.
Dia menjelaskan kawasan yang tergenang di seluruh Jakarta akan dikerjakan seperti proyek perbaikan drainase Thamrin yaitu perbaikan saluran air dan peningkatan kapasitas pompa airnya. (Ant).