Ilustrasi petani muda. Photografer : Avianrinandhi/Beritalingkungan.com. |
BUKITTINGGI, BL- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kemarin meluncurkan rencana aksi ketahanan pangan nasional di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Menurut SBY, ini merupakan crash program untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya beras, jagung, gula, kedelai, dan daging sapi.
Seusai memimpin rapat koordinasi membahas soal pangan, di Balai Sidang Bung Hatta, Istana Bung Hatta, Bukittinggi, Sumatera Barat, Presiden SBY menjelaskan langkah-langkah Rencana Aksi Bukittinggi, merupakan keterpaduan upaya antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan dunia usaha dalam meningkatkan ketahanan pangan Indonesia.
Ia menjelaskan, untuk produksi beras misalnya, pemerintah memperkirakan kebutuhan 2014 mendatang adalah 33 juta ton, dan sasaran produksi beras yang akan kita capai di tahun mendatang adalah 10 juta lebih tinggi dari kebutuhan pada tahun tersebut. Besarnya target produksi yang melebihi kebutuhan ini, dimaksudkan sebagai upaya pencegahan terjadinya segala kemungkinan, seperti gangguan perubahan iklim, gejolak pasar beras dunia, dan faktor-faktor lainnya.
“Insya Allah, disamping aksi ini, masih terbuka ruang untuk kolaborasi antara pemerintah daerah dan pusat, serta dunia usaha, sehingga surplus 10 juta ton beras tersebut bisa dicapai bersama,” jelas SBY. Mengenai kedelai, Presiden SBY mengakui, kalau masih sering menjadi isu sosial karena tingginya kebutuhan. Ia menyebutkan, kebutuhan kedelai tahun depan mencapai 1,98 juta ton, sedangkan produksi dalam negeri tahun lalu hanya 900 ribu ton.
“Gap masih besar. Kita berupaya untuk bisa meningkatkan produksi kedelai dalam negeri secara signifikan. Oleh karena itu, kolaborasi dunia usaha dan pemerintah juga sangat dibutuhkan. Kita berharap, paling tidak, tahun depan produksi kedelai bisa mencapai 1 juta ton lebih,” kata Presiden SBY seperti dilansir situs Setkab.
Adapun untuk komoditas jagung dan gula, menurut Presiden, secara nasional tidak mengkhawatirkan. Kebutuhan jagung sejumlah 14,62 juta ton, sedangkan perkiraan produksi sebesar 19 juta ton. Meskipun demikian, Pemerintah menargetkan produksi jagung mencapai 20 juta ton.
Sedangkan gula, kebutuhan masyarakat adalah 2,7 juta ton dan perkiraan produksinya adalah 2,8 juta ton. Presiden berharap, produksi gula akan busa ditingkatkan menjadi 3,1 juta ton pada tahun mendatang.
Mengenai daging sapi, sama seperti kedelai, kata Presiden SBY, masih menghadapi persoalan yang tidak ringan. Seiring meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, kebutuhan akan konsumsi daging juga meningkat. Diperkirakan, kebutuhan daging sapi pada tahun 2014 sebanyak 575,88 ribu ton sementara perkirakan produksinya sebesar 443,22 ribu ton. Jadi, masih terdapat gap sebesar 130 ribu ton daging sapi.
Untuk memastikan implementasi Rencana Aksi Bukittinggi betul-betul terpadu, dalam rencana aksi tersebut pemerintah membentuk suatu gugus kendali yang akan memantau dan mengawasi. “Kalau ada masalah, juga akan membantu mencarikan solusi,” pungkas SBY.(Setkab/MA)