Ilustrasi Harimau Sumatera.
Harimau Sumatra (Panthera tigris sondaica) merupakan satu-satunya anggota subspesies harimau Sunda yang masih bertahan hidup hingga saat ini. Menghuni pulau Sumatra, Indonesia, harimau ini menjadi simbol kekayaan alam yang semakin terancam.
Sayangnya saat ini status Harimau Sumatera sudah terdaftar sebagai spesies kritis dalam daftar merah IUCN, populasinya diperkirakan hanya tinggal 400-500 ekor di alam liar.
Keberadaan mereka sangat penting untuk keseimbangan ekosistem, namun kini terancam oleh berbagai faktor yang mengancam kelangsungan hidup mereka.
Asal Usul dan Ciri Khas
Harimau Sumatra adalah keturunan dari hewan pemangsa purba yang dikenal sebagai Miacids, yang hidup pada akhir zaman Cretaceous sekitar 70 juta tahun lalu. Seiring waktu, harimau ini berkembang di Asia Timur dan akhirnya menyebar ke Asia Tenggara, termasuk pulau Sumatra.
Ciri khas Harimau Sumatra adalah ukurannya yang relatif kecil dibandingkan subspesies lainnya. Dengan warna bulu yang lebih gelap dan belang hitam yang rapat, mereka memiliki penampilan yang sangat khas.
Harimau jantan dewasa dapat mencapai panjang 250 cm dan berat 140 kg, sementara betina sedikit lebih kecil. Mereka juga dikenal memiliki janggut dan surai yang lebih banyak dibandingkan subspesies lain, yang membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan hutan lebat.
Habitat dan Ancaman
Harimau Sumatra hanya ditemukan di pulau Sumatra, dan mampu hidup di berbagai tipe hutan, dari dataran rendah hingga pegunungan. Namun, ancaman terbesar mereka adalah penghancuran habitat.
Deforestasi yang disebabkan oleh pembukaan lahan untuk perkebunan sawit dan pembalakan liar telah mengurangi area hutan yang tersedia bagi mereka. Berdasarkan hasil riset yang dikutip Beritalingkungan.com dari Wikipedia menunjukkan bahwa antara tahun 2000 dan 2012, sekitar 20% dari habitat mereka telah hilang.
Selain itu, perburuan dan perdagangan bagian tubuh harimau juga merupakan ancaman besar. Data Profauna Indonesia menunjukkan adanya perdagangan kulit, cakar, dan bagian tubuh lain dari harimau, yang sering ditemukan di pasar seni dan toko obat tradisional. Harganya bervariasi, dengan kulit harimau yang utuh dapat mencapai jutaan rupiah.
Perilaku dan Makanan
Harimau Sumatra adalah hewan soliter dan aktif pada malam hari. Mereka memiliki indra pendengaran dan penglihatan yang sangat tajam, yang memudahkan mereka dalam berburu. Makanan utama mereka terdiri dari babi hutan, rusa, dan kadang-kadang unggas. Mereka juga diketahui memangsa durian dan terkadang hewan besar seperti orangutan, meskipun ini jarang terjadi.
Perkembangbiakan dan Masa Depan
Harimau Sumatra dapat berbiak kapan saja sepanjang tahun. Masa kehamilan mereka sekitar 103 hari, dan betina biasanya melahirkan 2-3 anak.
Anak harimau mulai belajar berburu pada usia 6 bulan dan dapat berdiri sendiri pada usia 2 tahun. Di alam liar, harimau Sumatra dapat hidup hingga 15 tahun, sedangkan di penangkaran mereka dapat mencapai usia 20 tahun.
Upaya Perlindungan
Untuk melindungi harimau Sumatra, berbagai upaya konservasi telah dilakukan. Pemerintah dan organisasi non-pemerintah bekerja sama dalam program konservasi in-situ, yang mencakup pemulihan habitat dan peningkatan populasi. Ini termasuk membangun koridor habitat, melibatkan masyarakat dalam konservasi, dan meningkatkan kapasitas tim konservasi.
Selain itu, Majelis Ulama Indonesia pada tahun 2014 mengeluarkan fatwa yang melarang perburuan harimau, yang memberikan dukungan tambahan terhadap upaya perlindungan.
Pemerintah juga telah menangkap sindikat perdagangan satwa langka dan menyita berbagai bagian tubuh harimau dari pasar gelap.
Kesimpulan
Harimau Sumatra adalah simbol kekayaan biodiversitas Indonesia yang kini berada di ambang kepunahan. Upaya konservasi yang serius dan kolaboratif sangat penting untuk memastikan kelangsungan hidup mereka.
Dengan melindungi habitat mereka dan menghentikan perdagangan ilegal, kita bisa memberikan kesempatan bagi generasi mendatang untuk menyaksikan keindahan harimau Sumatra yang megah ini.***