JAKARTA, BERITALINGKUNGAN – Eco Diver Journalists mengingatkan semua pihak akan peran penting laut bagi keanekaragaman hayati dan juga ekosistem lainnya, pada Hari Laut Sedunia (World Oceans Day) yang diperingati setiap tanggal 8 Juni. Eco Diver Journalists menyebut laut harus dihargai, karena telah membentuk hampir 71% dari permukaan bumi dan juga memasok lebih dari setengah oksigen di Bumi.
“Banyak yang belum mengetahui, jika lautan merupakan penghasil oksigen terbesar. 70% dari total oksigen yang ada di bumi dihasilkan dari fitoplankton yang terdapat di lautan,” ujar Jekson Simanjuntak, Ketua Eco Diver Journalists.
Tema Hari Laut Sedunia tahun ini adalah “Inovasi Untuk Lautan Berkelanjutan”. Peringatan itu bertujuan mengingatkan semua orang akan pentingnya laut bagi kehidupan mahkluk hidup.
“Kami selaku organisasi jurnalis yang peduli dengan isu-isu kelautan sangat mendukung setiap inovasi yang dihasilkan untuk mendukung pengelolaan laut yang berkelanjutan,” kata Jekson.
Eco Diver Journalists juga mendukung langkah PBB mendesak orang-orang untuk membantu membalikkan dampak yang ditimbulkan manusia terhadap laut, seperti polusi, penangkapan ikan yang berlebihan, dan perubahan iklim.
“Termasuk menyerukan perubahan gaya hidup, agar laut memiliki kesempatan sekali lagi menjadi sumber daya yang berkelanjutan. Termasuk juga turut membantu mengurangi kemiskinan, ” papar Jekson.
Selama ini, lautan telah menyediakan begitu banyak layanan berbeda, sayangnya manusia telah mengeksploitasnya secara berlebihan. Karena itu, semua pihak perlu memainkan peran untuk mengubah hal itu.
Menurut Jekson, ketika ekosistem telah bekerja sebagai reaksi berantai, dan semuanya bekerja secara bersama-sama, maka sistem tersebut akan bergerak seimbang. “Sayangnya, acap kali manusia menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem laut dan efeknya nyata”, katanya.
Hal itu bisa kita saksikan pada pemutihan terumbu karang akibat meningkatnya suhu laut dan keasaman, atau matinya ratusan ribu mamalia laut dan burung akibat mengonsumsi plastik, hingga munculnya zona mati (dead zone) yang disebabkan oleh pupuk yang terbawa dan tercuci di laut.
Karena itu, Eco Diver Journalists menyerukan kontribusi positif terhadap pelestarian dan keberlanjutan laut, terutama pada Hari Laut Sedunia ini. Sebuah kesadaran bersama dan tindakan nyata dilakukan dengan sejumlah sederhana, seperti, waspada akan bahaya plastik, karenanya sebisa mungkin hindari penggunaan plastik sekali pakai. Caranya, dengan memilih menggunakan bambu atau sedotan logam yang bisa digunakan kembali. Atau menggunakan tas berbahan daur ulang atau tas reusable yang ramah lingkungan untuk pembungkus bahan makanan, buah-buahan dan sayuran.
Setiap orang juga perlu mempertimbangkan keberlanjutan dari makanan laut yang dikonsumsi. Caranya tidak mengkonsumsi spesies laut yang rentan dan rawan punah. Juga perlu diperhatikan bycatch atau tertangkapnya satwa yang tidak diinginkan oleh jaring-jaring nelayan, seperti; hiu, penyu, lumba-lumba, bahkan burung laut.
Eco Diver Journalis juga mendukung hadirnya ide-ide inovatif seperti kemasan yang dapat didaur ulang dan hancur secara alami atau biodegradable, eco-block ramah lingkungan dan seabins (tong sampah untuk mengumpulkan segala jenis sampah di dalam air). Semua itu telah membuat sejumlah perubahan berarti.
Eco Diver Journalists juga mengajak setiap orang untuk berpartisipasi dalam aksi bersih pantai secara teratur, atau memulai kampanye bersih pantai secara mandiri. Namun perlu diingat, hal itu dapat dilakukan hanya jika diizinkan, mengingat pandemi Covid-19 membuat kita perlu menjaga jarak.
Sebelumnya, peringatan Hari Laut Sedunia digagas oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1992 dalam Earth Summit yang dilaksanakan di Rio de Janeiro, Brasil. PBB kemudian mengesahkannya pada akhir 2008. Selanjutnya, tema-tema peringatan Hari Laut Sedunia ini mulai berlaku sejak 2009. (red)
–>