Sampah. Foto : Ist.
JAKARTA, BL- Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia, dengan total penduduk sebanyak 250 juta di tahun 2015. Dengan jumlah penduduk sebanyak itu, diperkirakan akan dihasilkan sampah sebanyak 175.000 ton/hari atau 64 juta ton pertahun.
Hal tersebut disampaikan Direktorat Pengelolaan Sampah, Ditjen Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (PSLB3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ir Sudirman MM dalam seminar Seminar Nasional dengan tema “Peran Pengusaha Daur Ulang Plastik Menuju Indonesia Bebas Sampah Tahun 2020” bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengusaha Daur Ulang Plastik Indonesia (DPP-APDUPI) pada tanggal 8 Oktober 2015 di Jakarta kemarin.
Dengan jumlah sampah yang sebesar itu lanjut Sudirman, perlu pengelolaan tidak bisa hanya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tapi harus ada upaya Pengurangan dan Penanganan Sampah yang berwawasan lingkungan. Upaya pengurangan dilakukan dengan pembatasan timbulan sampah, pendaurulangan sampah dan pemanfaatan kembali sampah.
Diungkapkan, sampah plastik merupakan komposisi jenis sampah terbesar kedua (14%) setelah sampah organik (60%). Dengan demikian potensi timbulan sampah plastik sebesar 8.960.000 ton/tahun menjadi potensi besar untuk bahan baku industri daur ulang dan industri kreatif.
Data KLHK menyebutkan kebutuhan dalam negeri akan bahan baku industri plastik daur ulang sebesar 789 ribu ton/tahun. Jika sampah plasstik terkelola dengan baik, Indonesia tidak memerlukan impor bahkan mendorong pertumbuhan industri daur ulang biji plastik.
Seraya menambahkan, penanganan sampah plastik dilakukan dengan cara mendaur ulang, pembakaran (dengan menggunakan incenerator) dan menguburkan (landfill). Pembakaran sampah plastik menghasilkan zat-zat beracun yang berbahaya bagi makhluk hidup, sementara cara penguburan tidak efektif karena plastik sangat sulit terdegradasi. Cara daur ulang merupakan alternatif terbaik untuk menangani sampah plastik, tetapi cara ini memerlukan biaya yang cukup tinggi.
–>