![]() |
Suweq, tanaman yang terpilih menjadi ikon Hari Puspa Nasional Tahun 2015. Suweg adalah tanaman anggota marga Amorphophallus dan masih berkerabat dekat dengan bunga bangkai raksasa dan iles-iles. |
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM- “Ayo Selamatkan Puspa Dan Satwa Sebagai Penyangga Kehidupan, Mulai Dari Lingkungan Kita”. Itulah tema peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN 2015).
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr Ir Siti Nurbaya Bakar M.Sc menjelaskan, pihaknya sengaja mengangkat tema tersebut, dengan tujuan mengingatkan perlunya perlindungan puspa dan satwa Indonesia terutama yang berada di sekitar lingkungan terdekat, sebagai sumber ketahanan pangan demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) juga menetapkan Suweg (amorphopalus paeoniifolius) sebagai sebagai Ikon Puspa Nasional Tahun 2015 dan Beo Nias (gracula religiosa robusta)
sebagai Ikon Satwa Nasional. Penetapan Ikon Puspa dan Satwa ini untuk memperkenalkan serta mengajak kepada seluruh masyarakat untuk menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati sebagi aset dan dijaga dari kepunahan di habitat aslinya di alam Indonesia.
Siti Nurbaya dalam sambutannya yang diterima Beritalingkungan.com memaparkan, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati (kehati) terbesar di dunia. Namun, kekayaan puspa dan satwa Indonesia menghadapi berbagai ancaman dan tantangan yang merugikan Indonesia. Banyak spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi diambil atau diburu dan diperdagangkan secara illegal di tingkat nasional maupun internasional. Kejahatan ini telah menjadi Transnational Organized Crime dengan peringkat teringgi setelah narkoba dan pencucian uang.
Oleh karena itu untuk menjaga keamanan pemanfaatan keanekaragaman hayatinya, Indonesia telah melakukan berbagai upaya, termasuk pencegahan dan penegakan hukum terhadap pelaku tindak kejahatan perdagangan puspa dan satwa langka, namun trend nya tetap terus meningkat. Hal tersebut menunjukkan upaya penegakan hukum perlu terus digiatkan dan dibarengi dengan upaya lainnya untuk menekan laju kejahatan hidupan liar.
Indonesia telah meratifikasi Protokol Nagoya yang kemudian diwujudkan dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2013 tentang Pengesahan Protokol Nagoya, selain itu juga Indonesia juga telah melakukan penandatangan Letter of Agreement (LOA) on Combating Wildlife Crime dengan Amerika Serikat pada 17 Februari 2014 berdasarkan ratifikasi London Declaration on Illegal Wildlife Trade, usaha-usaha tersebut terus dilakukan untuk mendukung upaya penegakan hukum kejahatan puspa dan satwa langka.
Selain itu pula Pemerintah akan selalu melakukan berbagai upaya dalam melindungi dan melestarikan sumber daya alam hayati. Upaya konservasi dilakukan untuk mendukung pemanfaatan keanekaragaman hayati dan ekosistem secara berkelanjutan.
“Kita semua perlu mengerti masa-masa awal upaya konservasi dilakukan, kawasan konservasi pada umumnya dikelola dan dijaga dengan pola-pola yang justru cenderung berujung pada konflik kepentingan yang berkepanjangan dengan masyarakat tradisional di sekitarnya.”ujarnya.
Oleh karena itu lanjut politisi Nasdem ini, perubahan paradigma pengelolaan yang totally protected menjadi paradigma yang lebih scientific based serta pengembangan optimalisasi ecosistem services utilization di masa-masa selanjutnya memicu dan mengarahkan pengelolaan yang lebih bermanfaat, pengelolaan yang efektif, dan inklusif yang diterima dan melibatkan masyarakat di sekitar kawasan. Sehingga tercipta keserasian dan keseimbangan kepentingan ekonomi, ekologi dan sosial, sebagaimana digambarkan dalam 3 Pilar Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Trilogy). “Akhirnya kami mengucapkan selamat memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional Tahun 2015.”tambahnya.
Acara HCPSN 2015.
KLH telah menyiapkan berbagai rangkaian Peringatan HCPSN tahun 2015 ini antara lain yaitu: (1). Kedatangan Badak “Harapan” di Indonesia, (2) Pemulangan Badak “Harapan” sekaligus peresmian RS Gajah dan Pusat konservasi Gajah Di Way Kambas, Lampung, (3) Konferensi Pers dan penayangan “Pesan MENLHK dalam rangka Hari Cinta Puspa dan Satwa 2015), (4) Penyerahan trophy Lomba Foto Satwa Internasional di Taman Safari Indonesia, (5) Repatriasi 14 ekor Orang Utan dari Thailand, (6) Festival Karst dalam rangka memperingati Hari Konferensi Warisan Dunia, (7) Kampanye Cinta Puspa dan Satwa di Bunderan HI bersamaan dengan Car Free Day, (8) Seminar dan Pameran sekaligus Peluncuran IBSAP/ Rencana Aksi Strategis Kehati Nasional dan SRAK Spesies, dan (9) Rembug Nasional Pengelolaan Keanekaragaman Hayati: “Menggugah Cinta Flora dan Fauna”. (Marwan Azis)
–>