Catatan : Mirwanto Muda.
Berkunjung Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRA), tak lengkap rasanya jika tidak menjelajahi kawasan hutan mangrove yang menjadi salah satu primadona ekosistem di Taman Nasional ini.
Taman Nasional yang terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara, membentang seluas 105.194 ha dan menyimpan berbagai pesona ekosistem yang khas dengan tingkat keanegaraman hayati yang cukup tinggi.
Kawasan yang di tetapkan sebagai Taman Nasional berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 756/kpts-II/1990 ini, telah ditata batas sejak tahun 1985 s/d 1987 dengan panjang batas keseluruhan 366.674 km yang terletak di empat wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka,Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Bombana.
Taman nasional ini memiliki ekosistem mangrove yang membentang sekitar 24 kilometer sepanjang Pantai Lanowulu, mulai dari muara Sungai Raroraya sampai Sungai Langkowala dengan luas 6.173 hektar.
Untuk menjangkau kawasan ekosistem mangrove ini diperlukan waktu sekitar tiga jam perjalanan dari Kota Kendari, ibu kota provinsi Sulawesi Tenggara, dengan jarak tempuh kurang lebih 125 km dan dilanjutkan dengan menaiki perahu nelayan bermotor atau katinting selama kurang lebih 15-30 menit. Dari atas perahu kita menikmati sejuknya kawasan hutan bakau yang terbilang paling luas di wilayah Tenggara Sulawesi ini
Lebat dan hijaunya kawasan ini karena didominasi oleh tumbuhan bakau seperti bakau hitam, bakau putih, tongke dan tangir. Berbagai jenis tumbuhan juga tumbuh di kawasan ini seperti unga-unga dan buli, sehingga menjadi daya tarik tersendiri dalam menjelajahi kawasan ini dengan menggunakan perahu.
Sejumlah mamalia dan reptile seperti anoa, babi hutan, rusa, buaya, biawak dan Ular sawah juga berada di habitat ini. Berbagai jenis burung air seperti aroweli, pecuk ular, cangak merah, bangau dan belibis juga mendiami kawasan ini.
Keindahan panorama alam hutan bakau lebat dengan zonasi yang teratur rapi secara alami, rawa payau yang luasnya sekitar 1 hingga 4 hektar, semakin menambah keindahan dan kekhasan ekosistem mangrove TNRAW.
Karena keunikan dan keanekaragaman hayati yang dimiliki, membuat daerah ini sangat sangat cocok bagi kegiatan ekowisata seperti rekreasi, hunting foto, memancing, menyelam, snorkeling, berenang, dan berjemur.
Sayangnya, pesona keindahan, keunikan dan nilai penting yang dimiliki oleh TNRAW ini, masih terkubur oleh kurangnya promosi mengenai wilayah ini dan masih tertumbuk pada permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana bagi wisatawan.
Ancaman pengrusakan hutan, juga dikwatirkan, seiring dengan potensi yang dimilikinya yang selalu menggugah keinginan manusia untuk beraktifitas di dalamnya. Kawasan TNRAW ini memang memiliki asset yang luar biasa yang perlu dijaga dan dilestarikan, karena jika tidak, pesonanya akan tinggal menjadi kenangan dan akan terkubur selamanya seiring dengan kurangnya pengelolaan potensi dan promo wisata tentang pesona hutan mangrove ini.