Bawang putih. Foto : MI/Abdus/rj |
JAKARTA, BL-Kementerian Perdagangan memastikan pada pekan depan sebanyak 9.686 ton bawang putih yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, siap dilepas ke pasar.
Hal tersebut hasil koordinasi dengan Kementerian Pertanian dan sudah dilaporkan ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
“Senin insya Allah semua paper log-nya sudah kelar. Sekitar 9.686 ton (bawang putih) dari 11 importir yang siap lolos,” ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Bachrul Chairi di gedung Kemendag, Jakarta, Jumat (15/3).
Menurut Bachrul, jumlah tersebut berasal dari 332 kontainer legal yang sudah mempunyai status sebagai importir terdaftar (IT) tapi belum mempunyai rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) dan surat persetujuan impor (SPI).
Akibatnya, muatan kontainer tersebut tidak bisa diturunkan. “Yang di Perak sedang diteliti, dari 531 kontainer itu ada 332 dan sudah bisa diketahui itu yang bisa segera dilepas ke pasar,” katanya.
Di sisi lain, Bachrul mengungkapkan sampai saat ini Kemendag telah menandatangani surat persetujuan impor (SPI) untuk 135 ribu ton bawang putih dari kuota yang ditetapkan untuk periode Januari-Juni sebesar 160 ribu ton atau sekitar 84%.
Meski begitu, ia mengaku, realisasinya masih berada di tangan pengusaha. “Tapi, mereka kelihatan sudah verifikasi. Ordernya sudah masuk kok. Masuknya sekitar 1-2 minggu lagi,” ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengungkapkan sejak awal Januari 2013 ada ratusan peti kemas berisikan bawang putih yang tertahan di pelabuhan.
Saat inspeksi mendadak (sidak) oleh Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Jumat (15/3), ke PT Tunas Sumber Rejeki di Pergudangan Muara Karang Blok D nomor 6A, kepala gudang Adi mengungkapkan pihaknya sudah tidak memasok bawang putih sejak enam bulan terakhir. Pergudangan yang terletak Jakarta Utara ini mempunyai kapasitas 3.000-4.000 ton.
“Enggak ada bawang. Yang ada kemiri, lada, ketumbar, dan cabai kering,” katanya. Akibatnya, ia tidak lagi memasok untuk kebutuhan pasar di sekitar kompleks pergudangan.
Kelangkaan bawang putih telah menyebabkan harga di berbagai daerah terus melonjak. Sebagai catatan, harga rata-rata bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati pada Januari senilai Rp19.306 kemudian melonjak menjadi Rp25.964 pada Februari.
Memasuki minggu pertama Maret, harganya sudah mencapai Rp32 ribu dan hanya berselang hitungan hari yakni pada 13 Maret sudah mencapai Rp45 ribu.
Seperti diketahui, produksi bawang putih nasional baru bisa memenuhi kebutuhan nasional sekitar 5%, sisanya masih diimpor. (Anshar Dwi Wibowo/Metronews.com)