JAKARTA, BL- Greenpeace Internasional merilis ‘Detox Catwalk, sebuah platform online interaktif yang mengkaji kemajuan-kemajuan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan pakaian ternama menuju masa depan yang bebas bahan kimia berbahaya.
Detox Catwalk mengungkap perusahaan pakaian olahraga ternama Nike, Adidas dan Li Ning sebagaiGreenwasher yang telah gagal menjalankan komitmennya untuk menghentikan penggunaan bahan kimia berbahaya. Catwalk ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut terus saja menyembunyikan kelambanan kolektifnya di balik janji-janji di atas kertas dan kelompok-kelompok kerja industri, sementara kompetitor mereka seperti UNIQLO, H&M dan Mango bersama 11 merek ternama lainnya terus maju dengan aksi nyata mencapai tujuan-tujuan Detox.
“Sangatlah ironis bahwa perusahaan-perusahaan yang mengatakan pada kita bahwa “Impossible is nothing’ dan “Just do it”, adalah mereka yang telah gagal mengambil tindakan nyata untuk menciptakan masa depan yang bebas bahan kimia berbahaya,” kata Ilze Smit, Juru Kampanye Detox Greenpeace Internasional melalui siaran persnya yang diterima Beritalingkungan.com.
“Para Greenwasher seperti Nike dan Adidas seharusnya mencontoh para pelopor trend Detox seperti Mango dan UNIQLO yang bertindak untuk menjawab urgensi dari krisis air global. Para pemimpin ini telah mulai bekerja untuk memimpin revolusi transparansi pada rantai pasokan mereka dan untuk mengeliminasi bahan-bahan kimia paling berbahaya dari produk dan proses produksi mereka,” tambah Ilze Smit.
Detox Catwalk mengkaji bagaimana kinerja perusahaan-perusahaan yang telah berkomitmen terhadap kriteria-kriteria kunci; termasuk bagaimana kerja mereka dalam mengeliminasi bahan-bahan kimia berbahaya yang telah diketahui dari produk dan proses mereka, dan langkah-langkah apa yang telah mereka lakukan menuju transparansi menyeluruh dari rantai pasokan mereka. Saat beberapa dari mereka telah memimpin selama kurang lebih 24 bulan ini, mengunggah data pembuangan bahan kimia berbahaya ke platform publik IPE dan bekerja untuk mengeliminasi bahan-bahan kimia berbahaya prioritas, beberapa yang lain terus saja bersembunyi di balik kelompok-kelompok industri yang tidak efektif, gagal dalam melakukan aksi individual yang nyata, meskipun telah berkomitmen di muka publik.
Detox Catwalk juga mengungkap bagaimana perusahaan-perusahaan seperti Gap Inc, yang meskipun kaitannya dengan skandal-skandal bahan kimia berbahaya beracun telah terungkap oleh investigasi Greenpeace Internasional, termasuk skandal pembuangan limbah industri yang mengandung sejumlah bahan kimia berbahaya dan bersifat sangat basa, langsung ke Sungai Citarum, Jawa Barat – belum membuat komitmen Detox yang terpercaya.
“Nike, Adidas mencitrakan dirinya sebagai perusahaan fashion yang penuh kesadaran namun lamban bertindak. Bagaimana mungkin pelanggan mereka akan percaya bahwa mereka ‘all in’ (serius) menuju fashion yang bebas toksik saat mereka gagal melaksanakan komitmen Detoxnya. Sementara Gap yang memiliki slogan “Be Bright” tetap menjadi kelam bagi masyarakat lokal yang terkena dampakkarena tidak ada komitmen Detox meski skandal pencemaran di Sungai Citarumnya telah terungkap,” kata Ahmad Ashov, Jurukampanye Detox Greenpeace Indonesia.
Kampanye Detox Greenpeace Internasional mendesak merek-merek fashion untuk berkomitmen terhadap nol pembuangan semua bahan kimia berbahaya pada 2020 dan untuk mewajibkan pemasok-pemasok mereka untuk membuka semua data pelepasan bahan kimia berbahaya dari pabrik-pabrik mereka kepada masyarakat di sekitar lokasi terjadinya pencemaran air tersebut. (Wan)