KABANJAHE, BL– Desa Sukameriah yang berada dalam radius tiga kilometer (km) di kaki gunung Sinabung, Sumatera Utara dipastikan akan hilang tertimbun abu vulkanik.
Dalam pengamatan terakhir, desa tersebut sudah tertutup abu tebal, bahkan hingga ke perkebunan milik petani.
“Tak mungkin lagi kembali ke desa, debu sudah menggunung. Seperti mau jadi gunung lagi. Pohon kopi ku saja, sudah tertutup abu semua. Akupun tak berani lagi balik ke kampung,” kata Roy (25), warga desa Sukameriah yang telah mengungsi.
Kebetulan, saat ditemui Ekuatorial (Sindikasi Beritalingkungan.com) dia baru saja pulang mengantar bantuan makanan untuk warga Desa Mardinding dan Perbaji di Kecamatan Tiganderket. Banjir lahar dingin melanda desa hingga merobohkan satu jembatan yang menjadi akses utama transportasi. Akibatnya, warga di dua desa itu terisolir dari bantuan dan perhatian pemerintah.
Erupsi Gunung Sinabung yang masih bersifat eksplosif hingga Kamis (18/6) berpotensi terjadi pada radius tiga kilometer (km). Sementara ancaman hujan abu lebat tergantung arah dan kuatnya angin. Ancaman lain seperti awan panas dan guguran lava berpotensi mengancam sektor selatan-tenggara sejauh tujuh km, dan sektor tenggara-timur sejauh enam km.
Begitu juga dengan aktivitas lubang tembusan fumarola baru di lereng utara (Lau Kawar) masih berlangsung. Longsor dan banjir juga berpotensi terjadi di sekitar lembah dan aliran sungai di lereng bagian utara, akibat pelapukan yang memperlemah kestabilan lereng. Potensi lahar terjadi di lembah-
lembah sungai yang berhulu di Gunung Sinabung karena hujan masih terjadi.
Untuk itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pada Senin merekomendasikan tidak ada aktivitas masyarakat di radius tiga km dari puncak gunung. Begitu juga dengan masyarakat yang berada di radius tujuh km, untuk sektor selatan-tenggara Gunung Sinabung.
Wilayah tersebut meliputi Pasarpinter, Gurukinayan-simpang, Sibintun/Perjumaan, Batukejan, jembatan Lau Betuken Tiga Pancur, Desa Tiga Pancur-Pejumaan, Tigabogor, Desa Pintumbesi dan Desa Jeraya. Untuk sektor tenggara-timur dengan radius enam km, ada Desa Kutatengah yang warganya sudah dievakuasi.
Sementara warga yang berada di luar sektor tersebut namun berpotensi menerima hujan abu lebat dan lontaran material vulkanik yaitu meliputi Desa Sukanalu, Sigarang-garang, Kutarakyat, Kutagugung, Lau Kawar dan Mardinding agar juga dievakuasi.
Untuk warga yang tinggal di radius tiga km, yaitu Desa Sukameriah di Kecamatan Payung, Desa Bekerah dan Simecem di Kecamatan Namanteran wajib direlokasi. Sementara diluar radius tiga km terdapat empat desa dan satu dusun yang juga harus direlokasi. Terdiri dari Desa Gurukinayan di Kecamatan Payung, Desa Kutatonggal di Kecamatan Namanteran, dan Desa Berastepu, Desa Gamber sera Dusun Sibintun di Kecamatan Simpang Empat.
Ditempat terpisah, akibat erupsi pada Selasa dan Rabu kemarin, kiriman hujan abu mencapai Kota Medan khususnya di Kecamatan Medan Selayang, Tuntungan dan Pancur Batu. Abu juga sampai ke Kabupaten Deli Serdang hingga mampir ke Kuala Namu Internasional Airport (KNIA) walau tidak sampai mengganggu penerbangan. Ini terjadi karena semburan awan panas mengarah ke tenggara ditambah angin yang cukup kencang bertiup pada Selasa malam. (Mei/ekuatorial.com)
–>