Ilustrasi kenaikan permukaan laut.
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM — Sebuah studi multi-institusi yang dipimpin oleh Profesor Teknik Dartmouth, Hélène Seroussi, mengungkapkan bahwa kenaikan permukaan laut di masa depan sangat bergantung pada tingkat emisi gas rumah kaca.
Penelitian ini, yang dipublikasikan di jurnal Earth’s Future, menjadi yang pertama menggabungkan data dari 16 model lapisan es berbeda untuk memprediksi dampak jangka panjang emisi terhadap kenaikan permukaan laut hingga tahun 2300.
Studi ini menyoroti bahwa dengan emisi yang terus meningkat, kontribusi Antartika terhadap kenaikan permukaan laut akan meningkat secara signifikan dari tahun 2100 hingga 2300. “Saat berbicara dengan para pembuat kebijakan tentang kenaikan permukaan laut, mereka biasanya fokus pada apa yang akan terjadi hingga tahun 2100. Sangat sedikit studi yang melampaui itu,” ujar Seroussi seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman dartmouth.edu (13/09/2024).
Hasil studi menunjukkan bahwa setelah melewati tahun 2100, perbedaan antara skenario emisi rendah dan tinggi menjadi sangat signifikan. Dalam skenario emisi tinggi, Antartika bisa menyumbang hingga 170 cm kenaikan permukaan laut pada tahun 2200, yang akan berdampak besar bagi hampir 250 juta orang yang saat ini tinggal di daerah pesisir.
Kapal penelitian Nathaniel B. Palmer menyusuri Semenanjung Antartika. Foto : Dan Costa, milik NSF/USAP; Creative Commons CC BY-NC-ND 4.0.
Petra Langebroek dari iC3 Polar Research Hub di Norwegia, salah satu peneliti dalam studi ini, menambahkan bahwa meskipun perbedaan dampak emisi pada abad ini relatif kecil, setelah 2100 perbedaan tersebut tumbuh dengan cepat.
“Ini menekankan betapa pentingnya mengurangi emisi sekarang untuk menjaga stabilitas lapisan es Antartika di masa depan dan melindungi generasi mendatang dari dampak kenaikan permukaan laut yang katastrofik.”ujarnya.
Studi ini juga menunjukkan bahwa beberapa cekungan di Antartika Barat bisa runtuh sepenuhnya sebelum tahun 2200, dan semua model sepakat bahwa setelah perubahan besar ini dimulai, tidak ada yang bisa menghentikan atau memperlambatnya. Menurut Seroussi, waktu terjadinya keruntuhan tersebut masih bergantung pada emisi gas rumah kaca di masa depan, sehingga diperlukan tindakan cepat untuk mengurangi emisi sebelum kerusakan besar terjadi di Antartika.
Penelitian ini memberikan wawasan penting bagi para ilmuwan dan pembuat kebijakan untuk merencanakan langkah-langkah mitigasi di masa depan dalam menghadapi ancaman kenaikan permukaan laut akibat perubahan iklim (Marwan Aziz)