HALMAHERA, BERITALINGKUNGAN.COM- Gunungapi Ibu yang telah dinaikkan statusnya menjadi level IV atau ‘Awas’ sejak Kamis (16/5) masih sering mengalami erupsi hingga saat ini.
Erupsi yang terakhir terjadi pada pukul 11.36 WIT, dimana tinggi kolom abu mencapai 5.000 meter dari kawah puncak, berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya dan barat.
Hal tersebut disampaikan Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB (21/05/2024).
Sebelumnya pada Sabtu (18/5), Gunungapi Ibu mengalami dua kali erupsi pukul 20.08 WIT dan pukul 20.34 WIT.
Erupsi yang pertama terekam dengan tinggi kolom abu hingga 4.000 meter di atas puncak berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut. Erupsi ini juga terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 9 menit 12 detik.
Adapun pada erupsi yang kedua pada pukul 20.34 WIT, tinggi kolom abu teramati setinggi 1.000 meter dari puncak kawah berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 2 menit 7 detik.
Suara gemuruh dan dentuman juga terdengar hingga Pos Pengamatan Gunungapi, yang disertai kilatan petir dalam kolom erupsi. Hal itu sempat membuat masyarakat panik.
Tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD dan Tagana segera turun ke lapangan untuk mengevakuasi warga yang tinggal di tujuh desa. Data sementara per 19 Mei 2024, sebanyak 1.554 jiwa telah dievakuasi ke sejumlah titik pengungsian.
Ia menuturkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah merekomendasika agar masyarakat tidak beraktivitas, mendaki dan mendekati Gunungapi Ibu di dalam radius 4 kilometer dan sektoral 7 kilometer dari arah
bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif (Marwan Aziz)