Lebih lanjut, Wamen Alue Dohong mengungkapkan saat ini ada perkembangan teknologi yaitu Assisted Reproductive Technology (ART), yang bisa digunakan dalam rangka memperbesar jumlah populasi satwa langka. Ia menyatakan kita harus lebih banyak belajar tentang teknologi seperti itu kedepannya.
“Saya meminta jajaran KSDAE untuk meningkatkan kapasitas para pegawainya, pekerja di lapangan, untuk mendalami ART ini. Supaya kita bisa memanfaatkannya, dalam rangka menjaga satwa-satwa kita dari kepunahan, disamping kita menjaga yang sudah ada,” katanya.
Selain itu, Wamen Alue Dohong menekankan perbaikan ekosistemnya yang tidak kalah penting. Keberlanjutan dan kelestarian satwa-satwa ini menurutnya juga sangat bergantung dengan kualitas ekosistemnya, habitat dimana mereka tinggal.
“Jadi itu harus kita jaga, dan ini tidak hanya tanggungjawab pemerintah, tapi tanggungjawab semua pihak, termasuk non-state actors,” ungkapnya.
Kedepan, Wamen Alue Dohong mendorong adanya transformasi dari brown economy atau natural resources-based economy menjadi green, blue dan bio-economy. Keanekaragaman hayati Indonesia itu berpotensi menjadi backbone bio-economy kedepan, jadi tidak perlu eksploitatif lagi.
“Dengan bio-teknologi itu, menjadi sumber membangun ekonomi kita kedepan yang lebih ramah satwa, ramah lingkungan, dan ramah hutan,” pungkasnya.
Kegiatan utama dalam event yang diselenggarakan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKHSG), Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK ini yaitu seminar nasional mengenai keanekaragaman hayati yang dilaksanakan secara hybrid dan disiarkan langsung secara global oleh panitia World Species Congress.
Selain itu, untuk menarik minat dan antusisiasme masyarakat juga dilaksanakan beberapa acara di Auditorium dan Selasar Gedung Manggala Wanabakti yaitu Talkshow dengan pembicara dari multi sektor konservasi spesies di Indonesia, seperti Kementerian/Lembaga terkait, Dunia, Lembaga Konservasi, komunitas multi spesies, dan generasi muda.
Mereka mempresentasikan upaya-upaya konkret yang telah dilakukan dan keberhasilan konservasi di tingkat tapak. Ada juga pameran dengan booth species impact organization, dan mini games serta dimeriahkan hiburan musik sebagai penutup acara (Wan).