Film “Before You Eat” Dirilis Global, Greenpeace Indonesia: Babak Baru Perjuangan Keadilan di Industri Perikanan

Berita Lingkungan Laut News Terkini

JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM– Greenpeace Indonesia bersama Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) telah merilis secara global film dokumenter “Before You Eat” Director’s Cut. Film ini, diproduksi oleh SBMI, telah diumumkan melalui situs web resmi mereka, www.beforeyoueat.id.

Dibandingkan versi sebelumnya, film “Before You Eat” Director’s Cut memiliki durasi yang lebih pendek, 47 menit dari sebelumnya 97 menit. Namun, fokus dan tujuannya tetap sama, yaitu meningkatkan kesadaran publik tentang pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan kerusakan lingkungan yang terjadi di laut lepas akibat aktivitas industri perikanan global.

Greenpeace Indonesia telah memberikan dukungan dalam distribusi film ini melalui berbagai kegiatan kampanye publik. Hal ini dilakukan karena kesamaan visi antara Greenpeace dan SBMI dalam upaya melindungi laut dan memperjuangkan keadilan di industri perikanan.

Kisah-kisah pengalaman bekerja di kapal penangkap ikan asing yang disampaikan oleh para awak kapal perikanan atau ABK migran Indonesia menjadi fokus utama dalam film ini. Greenpeace Indonesia dan SBMI percaya bahwa dengan memperlihatkan kenyataan di lapangan, lebih banyak orang akan menyadari pentingnya menangani isu pelanggaran HAM dan kerusakan lingkungan dalam industri perikanan.

Sejak rampung diproduksi pada Oktober 2023, film ini telah ditayangkan di berbagai acara nobar di Indonesia, Taiwan, dan Amerika Serikat. Acara tersebut diinisiasi dan diselenggarakan secara kolaboratif oleh SBMI, Greenpeace Indonesia, Greenpeace Taiwan, dan Greenpeace USA.

Ketua Umum SBMI, Hariyanto Suwarno, menyatakan harapannya bahwa film ini dapat disaksikan oleh lebih banyak orang di seluruh dunia melalui platform online streaming.

Menurutnya, semakin banyak orang yang mengetahui kisah para ABK migran, semakin besar perjuangan untuk mengakhiri praktik perbudakan di laut dan perikanan ilegal.

Sutradara film, Kasan Kurdi, mengungkapkan bahwa inspirasi untuk membuat film ini datang dari kesadaran akan ironi di balik industri perikanan global. Meskipun para ABK migran bekerja untuk memasok makanan laut bagi konsumen di seluruh dunia, kondisi mereka seringkali tidak layak dan melanggar hak asasi manusia.

Arifsyah Nasution, Pimpinan Global Kampanye Beyond Seafood Greenpeace Asia Tenggara, menuturkan film ini merupakan bagian dari upaya bersama dengan SBMI untuk menekan industri perikanan global agar lebih adil, berkelanjutan, dan transparan. Dia berharap film ini dapat menginspirasi lebih banyak orang dan gerakan nelayan untuk membuat perubahan nyata dalam menghentikan perbudakan di laut dan perikanan ilegal secara global.

“Ini adalah langkah baru dalam perjuangan melawan ketidakadilan dan kerusakan lingkungan dalam industri perikanan, dan Greenpeace Indonesia bersama SBMI bertekad untuk terus berkomitmen dalam perjuangan ini,”ujar Arifsyah seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman resmi Greenpeace Indonesia (09/05/2024).

Ia menambahkan sejak menjalin kerja sama dengan SBMI hampir sedekade silam, Greenpeace Asia Tenggara khususnya Indonesia telah mendukung menyuarakan kisah-kisah para ABK migran, sementara SBMI melakukan kerja-kerja advokasi bagi mereka di lapangan.

“Kami terinspirasi oleh keberanian para nelayan migran untuk bersuara serta komitmen SBMI yang terus mendorong film ini agar ditonton semakin banyak orang di dunia. Semoga film ini juga terus menginspirasi lebih banyak penonton dan gerakan-gerakan nelayan demi membuat perubahan nyata untuk menghentikan perbudakan di laut dan perikanan ilegal secara global,”tandasnya (Marwan Aziz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *