Burung Murrelet Marmer. Foto : Brett Lovelace.
OREGON, BERITALINGKUNGAN.COM– Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Oregon State dan U.S. Forest Service menunjukkan bahwa analisis Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan terhadap data yang dikumpulkan oleh perangkat perekam akustik merupakan alat baru yang menjanjikan untuk memantau burung Marbled Murrelet dan spesies lain yang sulit diamati.
Burung laut Marbled Murrelet yang terancam punah merupakan ikon di Pacific Northwest yang memiliki hubungan erat dengan Puffins dan Murres. Namun, berbeda dengan burung-burung tersebut, murrelets membesarkan anak-anaknya hingga 60 mil ke pedalaman dalam hutan dewasa dan hutan tua.
“Ada sangat sedikit spesies seperti itu,” kata salah satu penulis, Matt Betts dari OSU College of Forestry. “Dan tidak ada burung lain yang makan di laut dan melakukan perjalanan jarak yang begitu jauh ke tempat sarang di pedalaman. Perilaku ini sangat tidak biasa dan membuat studi terhadap burung ini menjadi sangat menantang.” seperti dikutip Beritalingkungan.com dari laman Oregon State University (03/05/2024).
Tim penelitian yang dipimpin oleh Adam Duarte dari Pacific Northwest Research Station milik U.S. Forest Service menggunakan data dari perekam akustik, yang awalnya ditempatkan untuk membantu memantau populasi burung hantu spotted owl utara, di ribuan lokasi di hutan-hutan yang dikelola secara federal di Oregon Coast Range dan Olympic Peninsula di Washington.
Penemuan tersebut menunjukkan bahwa Artificial Intelligence dapat digunakan untuk mengekstraksi panggilan murrelet dari rekaman tersebut, yang kemudian diuji terhadap data populasi Murrelet yang diketahui dan dinyatakan benar dengan tingkat keakuratan melebihi 90%.
“Temuan ini menawarkan harapan besar untuk pemodelan distribusi spesies dan pemantauan populasi jangka panjang untuk spesies langka,” kata Duarte.
Studi ini mendemonstrasikan bahwa teknologi Artificial Intelligence dapat memberikan solusi yang efektif dalam memantau dan melindungi spesies-spesies langka yang sulit diamati di alam (Marwan Aziz)