Sejumlah bangunan di Kota Tasikmalaya tampak rusak akibat gempa berkekuatan M6,2 di Kabupaten Garut, pada Sabtu (27/4) malam. Foto: BPBD Kota Tasikmalaya
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM – Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan peningkatan signifikan pada jumlah kerusakan akibat gempa magnitudo 6,2 yang mengguncang Kabupaten Garut. Jumlah rumah terdampak telah meningkat menjadi 110 unit, naik dari 27 unit sebelumnya.
Menurut Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, perincian kerusakan mencakup 3 unit rumah rusak berat, 21 unit rusak sedang, dan 34 unit rusak ringan. Selain itu, tercatat 11 unit rumah terdampak dan 41 unit lainnya mengalami kerusakan di berbagai tingkat. “Kabupaten Garut sebagai episentrum mengalami kerusakan paling parah dengan 41 unit rumah rusak,” tutur Abdul Muhari kepada Beritalingkungan.com, Senin (29/04/2024).
Kerusakan tidak terbatas pada rumah pribadi, tetapi juga meluas ke bangunan fasilitas publik seperti tempat ibadah, sekolah, perkantoran, dan fasilitas kesehatan.
Lebih lanjut, korban jiwa dan luka juga mengalami penambahan. Hingga kini, tercatat 8 orang mengalami luka-luka dan 75 kepala keluarga terdampak, meningkat dari 27 kepala keluarga yang sebelumnya dilaporkan.
BNPB bersama BPBD Provinsi Jawa Barat dan BPBD di kabupaten/kota terdampak, termasuk Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Bandung, masih terus melakukan pendataan dan kaji cepat yang mencakup inventarisasi kerusakan dan penyelamatan warga.
“Mereka juga berupaya mengendalikan situasi pasca gempa. Selanjutnya, akan melanjutkan dengan perbaikan fasilitas umum, pembersihan materil dari dampak gempa, serta perbaikan rumah warga,” ujar Abdul Muhari.
Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi Menengah, dipicu oleh aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat. BMKG mendeskripsikan gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Di tengah keadaan darurat ini, BNPB mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan menghindari bangunan yang retak atau rusak. Masyarakat juga disarankan untuk memastikan bangunan tempat tinggal mereka aman dan tahan terhadap gempa sebelum kembali menghuninya.