Garis Wallace adalah konsep biogeografi yang menjadi salah satu pemisah alami antara wilayah fauna Asia dan Australasia. Diberi nama sesuai dengan penemuannya, Alfred Russel Wallace, garis ini menggambarkan perbedaan signifikan antara flora dan fauna di dua wilayah tersebut.
Sejarah Penemuan
Alfred Russel Wallace, seorang penjelajah dan ilmuwan asal Inggris, mengadakan perjalanan di Hindia Timur antara tahun 1854 hingga 1862.
Tujuan utamanya adalah untuk memahami spesiasi dalam seleksi alam dan memperoleh tanggapan dari Charles Darwin mengenai teorinya.
Melalui pengamatannya di wilayah ini, Wallace menyadari adanya perbedaan signifikan dalam flora dan fauna antara Asia dan Australasia, yang kemudian dikenal dengan Garis Wallace.
Antonio Pigafetta, dalam perjalanannya bersama Ferdinand Magellan pada 1521, juga pernah mencatat perbedaan biologis antara Filipina dan Kepulauan Maluku, yang menggarisbawahi pentingnya garis ini.
Lokasi dan Batas
Garis Wallace memotong Kepulauan Melayu, terletak antara Borneo dan Sulawesi serta antara Bali dan Lombok. Awalnya, garis ini hanya dikenal sebagai Garis Wallace, namun setelah perbaikan oleh Weber, dikenal sebagai “Wallace-Weber”.
Penetapan dan Kawasan
Penetapan Garis Wallace didasarkan pada keanekaragaman fauna di Indonesia. Wilayah ini dibagi menjadi tiga kawasan fauna, dengan Garis Wallace memisahkan fauna Indonesia bagian barat dan tengah.
Malesiana
Dalam konteks Malesiana, Garis Wallace membagi kawasan ini menjadi Malesiana Barat dan Malesiana Timur. Malesiana Barat mencakup Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Filipina. Sementara Malesiana Timur meliputi Sulawesi, Maluku, Kepulauan Sunda Kecil (kecuali Bali), dan Papua.
Batas Bioregion Oriental dan Bioregion Australasia
Garis Wallace menjadi pemisah utama antara Bioregion Oriental dan Australasia. Selain Garis Wallace, terdapat enam garis pemisah lainnya seperti Garis Merril-Dickerson, Garis Weber, dan Garis Lydekker. Lokasi Garis Wallace tepat berada di barat Pulau Sangihe, Pulau Sulawesi, dan Pulau Lombok.
Pergeseran dan Perubahan
Meskipun awalnya ditetapkan pada tahun 1860, posisi Garis Wallace kemudian diubah oleh Wallace sendiri pada tahun 1910.
Pengaruh dan Pemanfaatan
Konsep Garis Wallace memiliki dampak yang besar dalam bidang biogeografi. Penyebaran flora pada suatu wilayah selalu menunjukkan kemiripan dengan wilayah lain di dekatnya.
Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis, seorang ahli flora Hindia Belanda, bahkan mengadopsi konsep ini dalam penelitiannya di Sulawesi pada tahun 1972, membagi flora menjadi dua kategori: autokton dan alokton.
Garis Wallace merupakan konsep penting dalam pemahaman biogeografi, memisahkan dua wilayah besar fauna di dunia. Dengan pengetahuan ini, ilmuwan dapat lebih memahami distribusi flora dan fauna serta hubungan ekologi antar wilayah di dunia.
Meskipun kontroversial dan terus berubah seiring penelitian baru, kontribusi Wallace dalam mengidentifikasi dan memahami perbedaan alam di Asia dan Australasia tetap menjadi tonggak penting dalam sejarah ilmu pengetahuan alam***