Deforestasi di Indonesia Capai 257.384 Hektare Sepanjang 2023, Kalimantan Terparah

Berita Lingkungan Hutan News Terkini

Salah satu titik deforestasi di dalam konsesi kayu pulp Mayawana Persada di Kalimantan Barat. Foto : Auriga Nusantara.

JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM– Laporan terbaru dari Auriga Nusantara menunjukkan bahwa Indonesia mengalami peningkatan deforestasi yang signifikan di tahun 2023, dengan total luas lahan yang deforestasi mencapai 257.384 hektare (Ha).

Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 26.624 Ha dibandingkan dengan tahun 2022, yang tercatat sebesar 230.760 Ha. Menurut data yang dirilis, Kalimantan menjadi pulau dengan tingkat deforestasi tertinggi di Indonesia. Deforestasi adalah kegiatan menebang hutan atau tegakan pohon sehingga lahannya dapat dialihgunakan untuk penggunaan nonhutan,seperti pertanian dan perkebunan, peternakan, atau permukiman.

Ketua Auriga Nusantara, Timer Manurung, menyatakan kekhawatirannya atas tren peningkatan deforestasi yang kembali terjadi. “Ini menunjukkan kita kembali ke tren lama dimana deforestasi di Indonesia mengalami peningkatan, dan itu sangat signifikan,” ujar Timer dalam acara ‘Rilis Data Deforestasi Indonesia 2023’ yang diadakan pada Jumat (22/3).

Kalimantan mencatatkan angka deforestasi tertinggi dengan total 124.611 Ha, hampir separuh dari total deforestasi di Indonesia pada tahun 2023. Kalimantan Barat menjadi daerah terparah dengan 35.162 Ha, diikuti oleh Kalimantan Tengah (30.433 Ha), Kalimantan Timur (28.633 Ha), Kalimantan Selatan (16.067 Ha), dan Kalimantan Utara (14.316 Ha). “Hampir separo deforestasi terjadi di Kalimantan. Ini merupakan alarm bahaya bagi kita semua,” lanjut Timer.

Selain Kalimantan, daerah lain yang juga mengalami deforestasi signifikan antara lain Sulawesi Tengah dengan 16.679 Ha, Riau 13.268 Ha, dan Papua yang totalnya mencapai lebih dari 34.000 Ha. Meskipun proporsinya tidak sebesar Kalimantan, deforestasi di Papua juga perlu mendapatkan perhatian khusus.

Lebih lanjut, Timer menjelaskan bahwa sebagian besar deforestasi terjadi di kawasan hutan, dengan persentase mencapai 73,2% atau sekitar 188.394 Ha. Deforestasi ini terbagi atas kawasan hutan produksi, kawasan hutan lindung, dan kawasan hutan konservasi. “Ini menunjukkan bahwa otoritas yang berwenang, terutama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), perlu mengambil tindakan lebih serius dalam mengatasi masalah deforestasi, terutama di kawasan hutan produksi dan konservasi,” tegas Timer.

Auriga Nusantara juga merilis data tentang 10 kawasan konservasi yang mengalami deforestasi terparah, dengan SM Pegunungan Jayawijaya mencatat kerusakan terbesar, diikuti oleh Taman Nasional (TN) Lorentz, dan Suaka Margasatwa (SM) Mamberamo Foja.

1. SM Pegunungan Jayawijaya 1.591 Ha
2. TN Lorentz 1.284 Ha
3. SM Mamberamo Foja 1.033 Ha
4. SM Pulau Dolok 825 Ha
5. TN Kerinci Seblat 793 Ha
6. CA Pegunungan Tambrauw Selatan 714 Ha
7. TN Tesso Nilo 471 Ha
8. TN Lore Lindu 441 Ha
9. TN Gunung Leuser 332 Ha
10. CA Faruhumpenai 306 Ha

Data dan temuan ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk pengambilan kebijakan dan tindakan konkret oleh pemerintah dan seluruh pihak terkait dalam upaya menghentikan deforestasi dan memulihkan kesehatan lingkungan Indonesia (Marwan Aziz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *