Gunung Semeru erupsi. Foto : AFP.
LUMAYANG, BERITALINGKUNGAN.COM- Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur mengalami dua kali erupsi dengan letusan setinggi 800 meter di atas puncak pada Rabu pukul 05:57 WIB dan 07:12 WIB.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, Liswanto dalam keterangan tertulisnya mengatakan bahwa terjadi erupsi Gunung Semeru pada Rabu, pukul 05:57 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak.
“Kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur laut. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung,” kata Liswanto seperti dikutip Beritalingkungan.com dari Antara di Lumajang.
Sementara erupsi Gunung Semeru kedua terjadi pada pukul 07:12 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak (4.476 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu vulkanik teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas sedang ke arah utara dan timur laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 144 detik.
Status Gunung Semeru pada level III atau siaga, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan (Ant/BL)