BANDUNG, BERITALINGKUNGAN.COM — Pimpinan BLUD UPT Pengelolaan Sampah DLHK Kota Bandung R. Ramdani menjelaskan bahwa Pasar Gedebage yang luasnya mencapai 14.536 meter persegi telah menghasilkan 10 ton sampah, setiap harinya.
Pasar yang aktif sejak tahun 2010 itu menyediakan berbagai macam barang jualan dengan jumlah kios mencapai 1008 unit. Pasar Gedebage merupakan salah satu pasar induk terbesar di Kota Bandung.
Dengan area yang luas serta waktu operasional yang berjalan selama hampir 24 jam, mengakibatkan timbulan sampah di Pasar Gedebage tidak terhindarkan, terutama sampah bahan-bahan pangan organik yang lebih cepat membusuk.
Untuk mengatasi hal itu, PT Wasteforchange Alam Indonesia (Waste4Change) bersama UNDP, Perumda Pasar Juara Kota Bandung, dan BLUD UPT DLHK Kota Bandung bersepakat menggelar Prototipe Pengelolaan Sampah Pasar Tradisional menggunakan metode Black Soldier Fly (BSF).
Kerja sama dilakukan sebagai langkah mengurangi timbulan sampah organik dan diharapkan dapat membantu mencegah sampah organik merusak lingkungan. “Melalui kerja sama ini bisa kita lihat bahwa kolaborasi bisa meringankan masalah yang ada dan semoga semua pihak bisa mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih baik dan berkesinambungan” ungkap Ramdani.
Hal serupa diamini oleh Direktur Utama Perumda Pasar Juara Kota Bandung R. Herry Hermawan. Menurutnya, kerjasama menjadi awalan yang baik dalam menciptakan pengelolaan sampah bertanggung jawab di Pasar Gedebage.
“Kedepannya diharapkan dapat melibatkan lebih banyak stakeholder dan tersedia kajian lebih lanjut sebagai bentuk komitmen untuk terus membentuk pengelolaan sampah yang lebih baik kedepannya” jelasnya.
Program Manager Resilience and Reconstruction Unit UNDP Andrys Erawan menjelaskan bahwa Waste4Change sebagai perusahaan penyedia layanan pengelolaan sampah bersama United Nation Development Programme (UNDP) mengajak pengelola dan pedagang Pasar Gedebage untuk menciptakan solusi efektif dan bijak dalam mengatasi sampah organik di pasar tradisional.
Metode pengelolaan sampah menggunakan Black Soldier Fly (BSF) diharapkan bisa mengurangi timbulan sampah organik. Selain itu, kegiatan pasar bisa selaras dengan fokus pemerintah pada ekonomi sirkular melalui penerapan solusi pengelolaan sampah prototipe di pasar tradisional.
Inisiasi program ini menjadi bagian dari Project RESTORE atau Response Towards Covid-19 Resilience, proyek yang berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi & lingkungan akibat pandemi yang dialami para pelaku usaha.
“Kerja sama ini diharapkan dapat menciptakan perilaku pengelolaan sampah yang bertanggung jawab di area pasar sehingga kegiatannya dapat berjalan selaras dengan tujuan pemerintah untuk menangani sampah hingga 70%,” jelas Andrys.
Pemerintah sendiri telah menetapkan target pengelolaan sampah nasional melalui Peraturan Presiden No.97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Sampah Nasional (JAKSTRANAS) yang dikenal dengan Indonesia Bersih Sampah 2025. Targetnya, pengurangan sampah sebesar 30% dan mencapai penanganan sampah sebesar 70% terjadi di tahun 2025.
Head of Business Development Waste4Change Martin Manorek menjelaskan bahwa untuk mendukung program tersebut, diperlukan kontribusi dari banyak pihak termasuk pelaku bisnis serta masyarakat umum untuk memenuhi kewajiban mengelola sampah yang mereka hasilkan. Untuk itu, Waste4Change siap membantu mengelola sampah pasar dengan lebih bertanggung jawab.
“Pasar merupakan salah satu sumber produksi sampah organik yang jumlahnya tidak sedikit, kami berharap pengelolaan sampah menggunakan metode BSF dapat diterapkan di pasar-pasar lain di seluruh Indonesia,” ungkap Martin.
Metode pengelolaan sampah organik menggunakan BSF sedang ramai dibicarakan. BSF merupakan jenis lalat berukuran 3 kali lalat biasa yang selain dapat dimanfaatkan sebagai pakan hewan hias dan ternak, juga berguna mengurangi dampak negatif sampah organik.
Sampah organik bisa dijadikan pakan maggot BSF sehingga membantu menghindari tumpukan sampah tidak terkelola. Dengan melibatkan UMKM BSF Farmers di wilayah Bandung dan sekitarnya, diharapkan sampah hasil Pasar Gedebage dapat berkurang dan pengelolaannya dapat berjalan dengan lebih bertanggung jawab. (Jekson Simanjuntak)