Le Minerale Siap Kurangi Sampahnya Sebanyak 30% Pada 2030

Berita Lingkungan News Terkini

JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM — Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Sigit Reliantoro mengpresiasi pencapaian Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional (GESN) yang digagas Le Minerale. Menurutnya, ekonomi sirkular, khususnya plastik, menjadi penting mengingat kebutuhan akan plastik seakan tidak bisa dihindari.

“Oleh sebab itu, penting untuk memasukkan sirkular ekonomi di plastik,” tegasnya.

Hal itu disampaikan Sigit saat menjadi pembicara pada dialog lintas generasi bertajuk “Sejuk Bersama Untuk Lingkungan” dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Menurutnya, yang bisa dilakukan saat ini adalah memperpanjang umur plastik di dalam siklus ekonomi.

“Sehingga tidak ada yang terbuang ke lingkungan,” katanya.

Pemerintah sendiri tengah memfokuskan diri pada dua sektor yang kerap memunculkan sampah setelah digunakan, yakni penggunaan plastik  dan metal. Plastik sendiri diciptakan pada tahun 1876 yang sampai sekarang baru 10 persen yang berhasil di daur ulang.

“Sisanya terdampar di darat, sungai dan banyak yang mengalir ke laut,’ ungkap Sigit.

Belum lagi, perhatian publik semakin besar terhadap bahaya mikro plastik dan nano plastik yang terdapat di lautan dan sungai. “Bahkan isunya sudah mulai ada di udara. Itu semua karena baru 10 persen yang berhasil didaur ulang, padahal plastik berumur ratusan tahun agar terurai,” jelasnya.

Ini yang kemudian didorong dalam sejumlah pembahasan, baik di pertemuan Stockholm, forum G7, KTT G20, termasuk di PBB. Pembahasan tentang plastik selalu menyita perhatian.

“Sehingga keputusan di PBB pada dua tahun mendatang akan ada aturan terkait penggunaan plastik secara global,” ujar Sigit.

Lebih jauh, Sigit menjelaskan bahwa ekonomi sirkular pada material plastik akan lebih baik, jika digunakan kembali sebagai bahan baku pada proses produksi yang lain.

“Begitu plastik menjadi produk tertentu dan akan dibuang, maka bisa digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi barang yang lain. Sehingga dia itu mutar terus digunakan oleh manusia dan tidak sempat dibuang ke lingkungan,” jelasnya.

Sigit mengingatkan, “Mutarnya itu menimbulkan kegiatan ekonomi. Ada orang yang beli dan ada yang menjual, kemudian ada pihak yang menggunakan. Singkatnya, ada supply dan demand.”

Oleh sebab itu perlu diatur agar permintaan dan penawaran tetap ada agar bahan baku tidak menjadi kendala. Hambatan yang kerap dialami oleh pihak daur ulang plastik adalah terkait informasi yang tidak merata.

“Artinya ada orang yang punya bahan baku, tetapi karena tidak ada sistem informasi yang terbuka, kegiatan ekonomi sirkular tidak terjadi,” terangnya

Padahal diluar sana, banyak masyarakat yang membutuhkan, sehingga tidak terjadi pertemuan antara pemasok dan pengolah. Itu sebabnya perlu difasilitasi melalui market place ataupun melalui sistem informasi berupa aplikasi yang bisa menghubungkan antara pengumpul plastik dan pihak yang ingin mengolah sampah plastik.

“Sehingga memanfaatkan sampah menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi,” ujar Sigit.

Sementara itu, Direktur Le Minerale Johan Muliawan menegaskan bahwa salah satu peran aktif swasta adalah melalui Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional (GESN). Gerakan tersebut merupakan kelanjutan dari kesadaran akan ekonomi sirkular yang telah berjalan sejak lama.

“Saat itu dimulai ketika bekerja sama dengan sejumlah mitra untuk mengambil dan mendaur ulang material-material yang tidak terpakai,” terangnya.

Pasca terbitnya Peraturan Menteri KLHK No. 75 tahun 2019 tentang tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah Oleh Produsen, Le Minerale menyikapinya dengan komitmen untuk menciptakan produk yang sehat, aman serta berperan menjaga lingkungan.

Melaui Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional (GESN) Le Minerale bekerjasama dengan sejumlah mitra. Kolaborasi GESN dimulai dengan KLHK, Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Ikatan Pemulung Indonesia (IPI), dan hingga kini telah merambah hingga lebih dari 12 mitra atau stakeholder lainnya.

Program GESN Le Minerale menargetkan peningkatan kinerja mitra lapak sebesar 20%. GESN pun diharapkan dapat mendorong utilisasi daur ulang plastik untuk nilai ekonomi yang lebih tinggi, menyediakan recycle points di berbagai lokasi, dan berupaya mengedukasi masyarakat untuk bijak dalam mengelola plastik.

“Kami bekerjasama dengan ADUPI. Hasil daur ulang plastik adalah dimana semua anggota ADUPI yang memerlukan bahan dari daur ulang dan tersebar di beberapa kota besar di Indonesia,” ungkap Johan.

Selain itu, Le Minerale juga bekerjsama dengan IPI yang anggotanya lebih dari tiga juta orang di seluruh Indonesia. “Sehingga dengan konsep ekonomi sirkular dan adanya peraturan menteri di tahun 2019, Le Minerale menemukan sesuatu yang bisa dielaborasi secara nasional,” imbuhnya.

Le Minerale juga menggagas Peta Jalan Sampah go to Produsen. Caranya dengan menghitung total bahan yang digunakan dalam 10 tahun terakhir. Dalam 10 tahun sesuai komitmen, Le Minerale akan mengumpulkan kembali sampah plastiknya sebanyak 30%.

“Lalu akan dibuat petanya, berapa ribu ton pada tahun pertama, demikian seterusnya,” ucapnya.

Ternyata, gerakan itu mendapat respons yang baik dari masyarakat. Terbukti, di tahun pertama Le Minerale telah mencapai target yang ditetapkan untuk tahun ketiga, yakni 6.300 ton sampah plasik.

“Hal itu terjadi berkat kerjasama dengan mitra yang kemudian dibantu juga oleh pihak kampus seperti UI dan peran serta masyarakat,” katanya.

Selain itu, Le Minerale menyampaikan iklan layanan masyarakat terkait “Pilah Sampah Dari Rumah” di beberapa stasiun televisi. “Ditambah lagi, ada kalangan artis yang ikut membantu sosialisasi tentang pentingnya ekonomi sirkular,” ujarnya.

Atas pencapaian itu, Johan mengatakan, “Kami senang sekarang bahwa gerakan ekonomi sirkular terbukti berhasil. Kami juga bekerjasama dengan bank sampah, waste for change, plastic pay dan itu menjadi gerakan yang baik dan lebih mudah dilakukan.”

Sementara itu, Corporate Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya Ronald Atmadja mengamini kinerja Le Minerale. “Sejauh ini, Le Minerale melakukan berbagai upaya untuk mendukung target Indonesia untuk mengurangi sampah produsen sebanyak 30% pada awal tahun 2030,”  katanya.

Walau terdengar bahwa kita masih memiliki waktu yang lama, langkah-langkah sederhana yang dilakukan secara kolektif diharapkan mampu mengakselerasi ketercapaian target tersebut dan membuat perubahan yang signifikan.

“Kami akan terus mendukung upaya ini, salah satunya dengan mengajak masyarakat mengumpulkan 10 botol plastik Le Minerale yang akan kami konversi menjadi penanaman satu bibit pohon pada Pekan Raya Jakarta mendatang,” katanya.

Oleh karena itu, Ronald  mendukung Le Minerale untuk terus mencari peluang agar berkontribusi positif dan berkembang tidak hanya untuk bisnis, namun mendukung Indonesia yang sejuk dan lestari.

Senada dengan itu, Direktur Pengurangan Sampah KLHK RI Sinta Saptarina Soemiarno mengapresiasi program Le Minerale yang sudah disesuaikan dengan target-target peta jalan pengurangan sampah dari KLHK.

“Le Minerale sudah cukup baik track record-nya untuk pelaksanaan peta jalan KLHK dan pencapaiannya sangat memuaskan,” katanya.

Sinta berharap ekonomi sirkular terus diperkuat dan perpanjangan umur pemakaian plastik terus dimaksimalkan untuk menghindari volume pencemaran.

Sementara itu, perwakilan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia Christine Halim mengatakan ada tiga langkah sederhana yang bisa dilakukan masyarakat terhadap sampah, yaitu memilah sampah, melakukan daur ulang, serta memilih kemasan plastik berukuran besar saat menggunakan plastik.

“Kemasan plastik berukuran besar memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi karena dapat ditemukan secara lebih mudah dan memiliki berat masa yang dapat terukur lebih baik,” ucapnya

Christine menambahkan, “Dengan langkah-langkah kecil yang dilakukan, keluarga bisa berkontribusi besar bagi lingkungan, seperti memimimalisir sampah yang berakhir ke laut, menjaga keanekaragaman hayati, mengurangi emisi karbon plastik, dan mendukung ekonomi sirkular.”  (Jekson Simanjuntak)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *