“Fishing for Litter” Solusi Sampah Laut Indonesia

Berita Lingkungan EcoRanger GIZ Indonesia Greeneration Foundation KKP Masalah Sampah News Pengelolaan Sampah Sampah Laut Terkini

JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM – Program EcoRanger dari Greeneration Foundation menghadirkan solusi penanganan sampah laut dengan melibatkan garda terdepan pelindung laut yaitu para nelayan dalam proyek Fishing For Litter. Hal itu dilakukan karena tak ingin sampah semakin banyak yang berakhir di lautan.

 

Aksi nyata kolaboratif ini didukung sepenuhnya oleh Uni Eropa dan Pemerintah Jerman dalam proyek Rethinking Plastics: Circular Economy Solution to Marine Litter. Proyek tersebut dilaksanakan oleh GIZ  di Indonesia. 

 

Untuk menyampaikan perkembangan proyek Rethinking Plastics, GIZ Indonesia mengadakan talkshow bertajuk “Penanggulangan Sampah Laut Dari Sektor Perikanan Tangkap: Pembelajaran Dari Inisiatif Fishing For Litter” beberapa waktu lalu.

 

Talkshow bertajuk “Penanggulangan Sampah Laut Dari Sektor Perikanan Tangkap: Pembelajaran Dari Inisiatif Fishing For Litter”.  (sumber: Greeneration Foundation)

National Advisor Rethinking Plastics: Circular Economy Solution to Marine Litter GIZ Indonesia Rocky Pairunan mengatakan, sebagian besar sampah laut berasal dari darat dan menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan pada ekosistem laut. Untuk menangani ini, European Union (EU)  telah menyiapkan strategi dan kebijakan yang mendukung. 

 

Kebijakan itu menargetkan penggunaan plastik yang bisa didaur ulang di 2030 untuk negara Uni Eropa yang telah disetujui PBB. “Rethinking Plastics menjadi solusi untuk memfasilitasi negara-negara untuk menerapkan konsumsi plastik berkelanjutan,” ujar Rocky yang mewakili Henriette Faergemann selaku EU Counselor for Environment, Climate Action and ICT, EU Delegation to Indonesia.

 

Sementara itu, Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi KKP Rofi Alhanif MSc mengungkapkan, bahwa salah satu yang penting dalam upaya penanganan sampah laut adalah penghitungan data sampah berdasarkan masing-masing sumbernya. 

 

Data menjadi acuan pembuatan kebijakan hingga program implementasi. “Oleh karena itu, kerjasama antar pemangku kepentingan, penyediaan sarana dan prasarana, dan edukasi masyarakat juga penting disiapkan untuk mengelola sampah dari aktivitas perikanan atau pelayaran,” ujarnya.

 

Pada kesempatan tersebut, Greeneration Foundation, KIMO dan Destructive Fishing Watch memaparkan capaian dari masing-masing solusi yang dijalankan.  Greeneration Foundation menyampaikan capaian program EcoRanger dalam melaksanakan Fishing For Litter (FFL).

 

Sebanyak 61 nelayan Dusun Pancer, Kabupaten Banyuwangi dilibatkan langsung selama 6 bulan untuk mengumpulkan sampah laut dan pesisir.  (sumber: Greeneration Foundation)

Project Leader EcoRanger Nur Almira Rahardyan mengatakan, sebanyak 61 nelayan Dusun Pancer, Kabupaten Banyuwangi dilibatkan langsung selama 6 bulan untuk mengumpulkan sampah laut dan pesisir. 

 

“Membanggakannya, para nelayan yang secara resmi telah membentuk 5 Kelompok Usaha Bersama (KUB) berhasil mengumpulkan 13,56 ton sampah laut dan pesisir yang tiap hari dikumpulkan sembari menangkap ikan,” ungkapnya. 

 

KUB yang telah memperoleh Surat Keterangan Terdaftar (SKT) Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi ini adalah Gurita Bahari, Mustika Selatan, Tleser Mania, Bintang Muda, dan Camar Laut. Selain mengumpulkan sampah, nelayan juga dibekali ilmu pengelolaan sampah dan lembaga. 

 

“Ini dilakukan agar kelak, aksi ini tak terputus dan nelayan bisa mengelola KUB dan aksinya secara mandiri,” terang Almira.

 

Menyampaikan dampak dari kegiatan tersebut, Edi Purnomo selaku nelayan binaan FFL menegaskan, “Semenjak adanya FFL, khususnya anggota Mustika Selatan lebih disiplin menyikapi sampah, minimal sampah yang kita hasilkan sendiri.” 

 

“Untuk perubahan di lingkungan sekitar, sampah mulai berkurang dan juga masyarakat sekitar mulai peduli dan mendukung kegiatan bersih-bersih yang kami lakukan,” katanya.

 

Sebagaimana diketahui, mengumpulkan sampah tidaklah cukup untuk menyelesaikan polemik di bidang persampahan. Oleh karena itu, EcoRanger juga mengelola sampah yang dikumpulkan nelayan secara bertanggung jawab di Sentra Kelola Sampah (SEKOLA). Di tempat itu, sampah akan melalui proses pemilahan, daur ulang dan pembuangan residu ke TPA Banyuwangi. 

 

Adapun sampah organik didaur ulang jadi kompos dan anorganik dikelola bersama industri daur ulang bank sampah. 

 

Talkshow dilaksanakan hybrid di Uptown office Plaza Mutiara, Jakarta Selatan, dihadiri oleh 94 peserta secara daring dan 20 peserta secara luring. (sumber: Greeneration Foundation)

Fishing For Litter yang dilaksanakan di Banyuwangi telah sampai di akhir masa proyek. Diseminasi dilakukan di Pendopo Area Konservasi Cemara, Dusun Pancer pada tanggal 29 Maret 2022 untuk menyampaikan capaian proyek, memberikan apresiasi terhadap nelayan, dan menanam cemara laut bersama agar ekosistem pesisir pulih.  

 

Kegiatan ini dihadiri oleh 74 peserta dan 20 bibit cemara laut ditanam untuk mencegah abrasi dan pertahanan tsunami. Diseminasi ini turut dihadiri jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi yaitu H. Sugirah sebagai Wakil Bupati Banyuwangi dan Alief Rachman Kationo selaku Kepala Dinas Perikanan Kabupaten  Banyuwangi menyampaikan.

 

Meskipun telah berakhir, langkah nyata tak akan berhenti sampai disitu. Semua pihak masih memiliki PR besar untuk mengurangi sampah laut sebanyak 70% di tahun 2025 yang sesuai target pemerintah. Untuk itu, berbagai aksi kolaborasi lanjutan masih sangat dibutuhkan.

 

Koordinator Restorasi Pengelolaan Ekosistem Laut dan Pesisir KKP Hery Daulay mengatakan, seiring aksi kolaborasi, sampah plastik telah menurun pada tahun 2016-2020 sebanyak 15,3%. 

 

Menurutnya, capaian ini patut diapresiasi. Meskipun begitu, upaya penanganan sampah laut harus terus dilakukan pada sektor transportasi laut, wisata bahari, kegiatan kelautan dan perikanan, dan aktivitas pesisir. 

 

“Penting untuk mensinergikan program pemerintah pusat dengan NGO dan pemerintah daerah karena pengelolaan sampah berpotensi membangkitkan ekonomi sirkular,” ujar Hery. 

 

Salah satu program yang bisa disinergikan adalah Bulan cinta laut, mengingat laut Indonesia dihuni oleh beragam biota, seperti ikan, terumbu karang, penyu, dan mamalia laut. (Jekson Simanjuntak)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *