JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa bersama Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia H.E. Vincent Piket meluncurkan Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa 2020 secara virtual di Jakarta, Sabtu (24/10).
Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa yang diselenggarakan 24 Oktober hingga 6 November 2020 ini merupakan bagian dari kampanye global yang mengangkat aksi dan kolaborasi positif terkait perubahan iklim di seluruh dunia.
Tema Pekan Diplomasi Iklim 2020 di Indonesia adalah “Act Today for Our Tomorrow” atau Beraksi Hari Ini untuk Masa Depan Kita.
“Saya mengucapkan selamat atas terlaksananya kegiatan tahunan Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa 2020, di tengah situasi yang sulit ini”, ujar Menteri Suharso dalam konferensi video.
Pada kesempatan itu, Duta Besar EU untuk Indonesia Vincent Piket. menyebut, perubahan iklim, ditambah pandemi Covid-19 merupakan tantangan yang sangat besar bagi bumi.
Sementara itu, kelompok pemuda dan masyarakat sipil di seluruh dunia telah berteriak lantang soal perubahan iklim, untuk membuat suara mereka semakin terdengar.
“Mereka menuntut pemerintah, perusahaan-perusahaan dan kita semua untuk beraksi. Kita harus beraksi sekarang demi masa depan kita,” Vincent Piket.
Menurut Piket, Eropa sedang membangun kebijakan yang sangat besar dan komprehensif untuk merespons situasi perubahan iklim. Kebijakan ini disebut European Green Deal yang merupakan peta jalan menuju ekonomi dan masyarakat EU yang betul-betul ramah lingkungan, sirkular, dan netral karbon pada 2050.
Kebijakan Green Deal, menurut Piket, sengaja dilakukan oleh negara-negara Eropa dengan bermitra di seluruh dunia untuk mencapai tujuan yang ditetapkan di Perjanjian Iklim Paris.
“Inilah mengapa kami bermitra dengan Indonesia yang merupakan salah satu mitra terpenting dari perspektif iklim dan global. Kami percaya, terdapat ruang yang sangat besar bagi EU dan Indonesia untuk meningkatkan kerja sama di bidang pemulihan lingkungan hidup dan ekonomi sirkular” tambah Dubes Piket.
Sementara itu, pemerintah Indonesia akan meningkatkan komitmen mitigasi perubahan iklim dengan memastikan kebijakan iklim masuk dalam perencanaan pembangunan nasional.
“Indonesia telah meluncurkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2020-2024) ‘hijau’ pertama yang memasukkan Pembangunan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim sebagai salah satu Prioritas Nasional kami,” ujar Menteri Suharso.
Pemerintah Indonesia juga menyadari pentingnya meningkatkan ketahanan dan kemampuan adaptasi. Juga untuk membangun sistem kesehatan yang lebih baik.
“Karena itu penting untuk meningkatkan keberlanjutan sistem lainnya seperti ketahanan pangan, pengelolaan limbah, dan keberlanjutan mata pencaharian untuk mengurangi potensi kerugian di masa depan” pungkas Menteri Suharso.
Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa 2020 menghadirkan 34 kegiatan yang diharapkan mendorong dialog dan kerja sama dalam mengantisipasi perubahan iklim, berbagi kisah sukses, dan inspirasi untuk melakukan aksi.
Pemerintah Indonesia, delapan Kedutaan Besar Negara-negara anggota EU yaitu Denmark, Finlandia, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Polandia, dan Swedia, Delegasi Uni Eropa, dan kurang lebih 100 organisasi nirlaba, kelompok pemuda, perwakilan komunitas, sektor swasta, selebriti, dan para pemimpin opini, serta aktivis lingkungan hidup dan pejuang muda iklim berkolaborasi dalam perhelatan tahunan tersebut.
Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa 2020 mengangkat lima persoalan utama perubahan iklim yakni hutan, laut, produksi dan konsumsi yang bertanggungjawab, ekonomi hijau, dan aksi iklim di kawasan urban. (Jekson Simanjuntak)