Puluhan Rumah Dihantam Banjir dan Tanah Longsor di Buleleng Bali

Bali Banjir Bencana Berita Lingkungan Buleleng Environmental News Headline News Terkini
Ilustrasi banjir di Buleleng, Bali. Foto : Okezone.com.

SINGARAJA, BERITALINGKUNGAN.COM- Wilayah Kecamatan Seririt dan Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali kembali dilanda bencana banjir dan tanah longsor, akibatnya puluhan rumah yang jadi korban banjir dan tanah longsor.

Kondisi terparah terjadi di Desa Subuk, Kecamatan Busungbiu, Buleleng Barat. Di Desa ini seperti dikutip dari Nusabali.com, terdapat 7 titik bencana longsor. Dari jumlah itu, 6 titik longsor di antaranya menimpa rumah warga di Desa Subuk. Selain itu, juga terjadi banjir bandang dan longsor hingga melumpuhkan akses jalan utama di Desa Subuk.

Enam rumah warga di Desa Subuk yang diterjang longsor, masing-masing rumah milik keluarga Ketut Sulatra, 65, keluarga Gede Pasek, 49, keluarga Gede Yasa, keluarga Gede Bawa, keluarga Nyoman Gede Tegeh, dan keluarga Ketut Manis.

Kerusakan paling parah menimpa rumah keluarga Ketut Sulatra dan Gede Pasek. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana longsor tersebut.

Menurut kesaksian Ketut Sulatra, hujan lebat mulai mengguyur desanya sejak Sabtu malam pukul 19.00 Wita. Berselang 1 jam kemudian, tebing kebun milik tetangga yang berada di atas rumahnya tiba-tiba longsor. Material longsor berupa lumpur masuk ke halaman rumahnya.

Sejumlah batu juga ambruk hingga mendorong tembok dan atap belakang rumah Ketut Sulatra sampai retak. “Pas hujan tadi malam (Sabtu) kami memang sudah waspada, tidak ada anggota keluarga yang tidur di kamar. Semuanya tidur di teras. Tiba-tiba ada suara gemuruh, lalu lumpur langsung masuk ke dalam rumah. Saya lihat ke dalam kamar, temboknya sudah retak,” kenang Sulatra kemarin.

Sulatra mengaku sudah tiga kali mengalami peristiwa serupa. Namun, bencana kali ini yang paling terparah, karena tebing longsor sampai merusak tembok belakang rumahnya. Gara-gara bencana longsor ini, Sulatra dan keluarganya terpaksa mengungsi sementara ke rumah kerabatnya.

Sedangkan rumah Gede Pasek yang diterjang longsor berada di pinggir jalan utama ruta Singaraja-Pupuan kawasan Desa Subuk. Rumahnya rusak parah, karena tertimpa ambruknya senderan jalan setinggi 4 meter dengan panjang 10 meter. Selain rumahnya, tembok penyengker Sanggah Kemulan milik kelarga Gede Pasek juga rusak diterjang longsor.

Beruntung, saat longsor terjadi, Gede Pasek tidak ada di rumahnya karena dia bekerja di Denpasar. Jadi, tak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana ini. “Kemarin (Sabtu) kebetulan saya tidak pulang ke Desa Subuk. Biasanya, tiap Sabtu pasti pulang. Ada keponakan nelepon katanya, hujan deras, sehingga saya putuskan tidak pulang kampung. Satu jam kemudian, saya dapat kabar bahwa rumah terkena longsor,” tutur Gede Pasek di rumahnya, Minggu kemarin.

Semantara, Kepala Desa (Perbekel) Subuk, Ketut Suliada Kusana, mengatakan longsor dan banjir yang menimpa 6 rumah warganya terjadi akibat hujan lebat, sejak Sabtu malam. Hal itu membuat saliran air irigasi di Subak Gebang me-luap, kemudian membanjiri tegalan warga. Struktur tanah jadi labihl, hingga terjadi longsor yang menimpa 6 rumah warga.

“Jalan provinsi yang tembus ke Pupuan tepat di perbatasan juga sempat tertutup longsor, hingga arus lalulintas lumpuh selama 30 menit. Beruntung, Pak Camat cepat menurunkan anggota Satpol PP, sehingga akses jalan bisa dibuka bersama warga,” jelas Suliada.

Menurut Suliada, Minggu kemarin ada bantuan alat berat dari provinsi untuk membersihkan material longsor. Selain menggunakan alat berat, pembersihan material longsor juga dilakukan dengan menyemprotkan air PDAM. Suliada mengatakan, seluruh warganya yang terdampak bencana longsor dan banjir masih membersihkan rumah-rumah mereka.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng hingga kemarin sore masih melakukan asesment dan menunggu data laporan masuk dari masing-masing kecamatan. Laporan sementara yang diterima BPBD Buleleng, ada sejumlah desa/kelurahan di Kecamatan Seririt diterjang banjir dan longsor.

Rinciannya, di Kelurahan Seririt (puluhan rumah terendam banjir), di Desa Pangkung Paruk (satu motor dan 500 ekor itik hilang akibat terseret banjir), di Desa Banjarasem (4 ekor sapi dan sejumlah babi hilang terseret banjir), di Desa Kalisada (puluhan rumah terendam bajir, 1 ekor sapi hilang, tembok SD 2 Kalisada rusak), di Desa Ularan (rumah warga diterjang longsor), dan di desa Ringdikit (akses jalan tertimbun longsor).

Selain itu, ada satu rumah di Kecamatan Seririt yang tertimpa pohon roboh. Betapa pohon tumbang ini terjadi di Desa Patemon, Kecamatan Serrit. Untungnya, tak ada penghuni rumah yang terluka akibat pohon roboh tersebut.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana, ratusan hewan ternak dilaporkan hilang terbawa banjir di Kecamatan Seririt. “Kami masih terus menunggu laporan. Tim juga sejak kemarin (Sabtu malam) melakukan penanganan dan assessment. Sedangkan korban yang terdampak parah sudah diberikan bantuan terpal dan makanan,” jelas Suyadnyana saat dikonfirmasi terpisah di Singaraja, Minggu kemarin.

Ini untuk kedua kalinya kawasan Buleleng dikepung banjir dalam kurun kurang dari sebulan. Sebelumnya, sejumlah desa di kawasan Kecamatan Sawan, Kecamatan Buleleng, Kecamatan Sukasada, dan Kecamatan Banjar juga diterjang bencana longsor, banjir, hingga pohon tumbang sakibat hujan lebat saat Hari Raya Nyepi, 7 Maret 2019 lalu.

Khusus di wialayah Kecamatan Sawan (Buleleng Timur) terdapat 6 titik bencana saat Nyepi. Rinciannya, bencana longsor di Banjar Dukuh (Desa Sudaji), longsor di Banjar Singkung (Desa Sudaji), longsor di Banjar Desa (Desa Sudaji), banjir bandang di Perumahan Suwug Permai (Desa Suwug), longsor di Setra Alit Desa Pakraman Suwug, dan pohon tumbang di Desa Jagaraga.

Sedangkan di wilayah Kecamatan Buleleng, terjadi bencana di 7 titik, yakni banjir di Desa Pemaron, pohon tumbang di Desa Tukadmungga, longsor di Dusun Tingkih Kerep (Desa Jinengdalem), banjir di Kota Singaraja, tembok roboh di Lingkungan Tegal Mawar (Kelurahan Banjar Bali), longsor di Desa Nagasepaha, dan pohon tumbang di Desa Kalibukbuk. Salah satu kerusakan parah terjadi dalam bencana longsor di Setra Alit Desa Pakraman Suwug, Kecamatan Sawan. (NS/DC/Wan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *