RATAHAN, BERITALINGKUNGAN.COM- Pesisir Minahasa Tenggara lebih khusus di Wilayah Kecamatan Pusomaen, sebagai tempat bertelurnya penyu Belimbing (Demorchelys Coriacea). Temuan penyu belimbing yang berukuran besar saat hendak bertelur oleh warga Minanga Tiga Minggu (22/7) pukul 20.00 Wita, menjadi bukti.
Hal ini, sebagaimana informasi yang diperoleh, untuk wilayah Sulawesi, lokasi bertelurnya penyu Belimbing baru pertama kalinya di Pesisir Minahasa Tenggara.
Penyu Belimbing (dermochelys coriacea) yang ditemukan warga di pantai Desa Minanga Dua, Kecamatan Pusomaen telah dilepas liarkan.
Penyu ini berukuran panjang 2,5 meter dan lebar 1,25 meter, berat kurang lebih 200 kg dan usia diperkirakan lebih dari 100 tahun ditemukan oleh Marthen Ratuliu, warga Desa Minanga Tiga, Kecamatan Pusomaen, Minggu, 22 Juli 2018 sekitar pukul 20.00 Wita. Penyu ini naik ke Daratan, diperkirakan akan bertelur.
Sebelum dilepasliarkan, Tim BPSPL memasang microchip ke penyu belimbing, agar bisa mengontrol pergerakan penyu ini.
Di dunia saat ini hanya ada tujuh jenis penyu yang masih bertahan, yaitu Penyu hijau, (Chelonia mydas), Penyu sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Kemp’s ridley (Lepidochelys kempi), Penyu lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu belimbing (Dermochelys coriacea), Penyu pipih (Natator depressus), dan Penyu tempayan (Caretta caretta).
Dari ketujuh jenis ini, hanya penyu Kemp’s ridley yang tidak pernah tercatat ditemukan di perairan Indonesia. Dari jenis-jenis tersebut, penyu belimbing adalah yang terbesar dengan ukuran panjang badan mencapai 2,75 meter dan bobot 600 – 900 kilogram.
Penyu belimbing (Dermochelys coriacea) adalah sejenis penyu raksasa dan satu-satunya jenis dari suku Dermochelyidae yang masih hidup. Penyu ini merupakan penyu terbesar di dunia dan merupakan reptil keempat terbesar di dunia setelah tiga jenis buaya. (Tommi Hamel)
–>