Beras organik campuran yang dikembangkan oleh Bale Pare Pertanian Organik Karawang. Foto : balepare.org. |
BOGOR, BL- Jelang hari Pangan Sedunia 2015, Aliansi Organis Indonesia (AOI) mengusulkan Standar Nasional Indonesia(SNI) Multikualitas Beras Organik ke pemerintah agar petani Indonesia bisa bersaing dari serbuan produk-produk organik impor, khususnya beras, dari seluruh dunia yang akan mulai masuk pasar Indonesia awal 2016, saat Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mulai berlaku.
“Jika SNI Multikualitas ini diterapkan, maka produk organik, khususnya beras yang dihasilkan petani mutunya akan meningkat, dan tentu akan ada intensif lebih ke petani sehingga petani semakin berkeinginan untuk memproduksi beras kualitas premium yang pada akhirnya kesejahteraannya semakin meningkat,“ ungkap Sri Nuryati, Manager Program Aliansi Organis melalui siaran persnya yang diterima Beritalingkungan.com.
Lebih lanjut dijelaskannya, hal ini sangat penting untuk diwujudkan sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial petani dan pertanian. Petani mempunyai peran penting dalam menghasilkan pangan terutama beras yang sehat dan berkualitas. Di era globalisasi saat ini, sangat penting mendukung petani sehingga mampu berproduksi dan berkompetisi.
Terlebih lagi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang tentu berpengaruh pada semakin banyaknya produk impor yang masuk terutama beras organik/premium.
“Dan jika SNI Multikualitas mandatory, maka semua pelaku pasar baik nasional maupun internasional tentunya akan mengikuti standar SNI Multikualitas, dan petani kita nantinya sudah mampu bersaing di pasar bebas dunia. Dan tentunya tidak akan takut lagi dengan serbuan produk-produk impor,” kata Sri lebih lanjut.
SNI Multikualitas Beras Organik bisa menjadi salah satu program perlindungan sosial petani dan pertanian. Pemerintah dan para pihak terkait bisa mewujudkan dan menyediakannya untuk meningkatkan pendapatan petani dan melindunginya dari berbagai tantangan.
SNI Multikualitas juga bisa menjadi program perlindungan sosial petani dan pertanian yang sangat penting mengingat lebih dari 75 persen masyarakat miskin dan mengalami gizi buruk yang kronis di negara-negara berkembang tinggal di pedesaan dimana pertanian menjadi bagian penting dari mata pencaharian mereka.(Wan)
–>