Seorang pengunjung berpose bersama orang utan di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor, Jabar, Selasa (21/8). FOTO ANTARA/Arif Firmansyah |
JAKARTA, BL- Para pegiat konservasi dari Yayasan Scorpion Indonesia dan IFOTA (Indonesian Friends of the Animal) meminta pemerintah untuk segera melarang pertunjukan di Taman Safari Indonesia yang memaksa orangutan bergabung dengan masyarakat.
Marison Guciano, Direktur IFOTA mengatakan, Orangutan tidak akan pernah memilih untuk ketemu manusia untuk berfoto bersama. Di Taman Safari mereka dipaksa untuk itu. Kemudian para pengunjung didorong untuk menertawai mereka. “Ini sekarang cara memperlakukan orangutan-spesies terancam punah dan yang sering dijadikan icon nasional. Sudah saatnya sekarang untuk menghentikan pertunjukan publik semacam ini demi kebaikan bersama.”
“Orangutan menghilang dengan cepat di alam liar dan kita perlu menunjukkan perhatian kita pada orangutan yang dipelihara di luar habitatnya. Tidak ada orangutan yang memilih ditempatkan di kebun binantang, Bagi mereka kebun binatang adalah merupakan penjara tanpa ada harapan untuk dilepasliarkan.”tuturnya melalui siaran persnya.
Dijelaskan, Orangutan memiliki intelijensia yang tinggi dan juga sensitif. Mengeksploitasi mereka untuk hiburan dan untuk mencari uang adalah suatu tindakan yang kejam dan menujukkan tidak adanya penghargaan kepada spesies ini.
Gunung Gea, Direktur Program pada Yayasan Scorpion Indonesia menambahkan, mungkin publik tidak mengetahuinya tetapi Taman Safari dan kebun binatang lainnya pasti mengetahui ini, kontak langsung dengan manusia dapat mematikan bagi orangutan dan manusia.
Ilmuwan, specialis bedah hewan dan ahli orangutan seantiasa memberitahu bahwa penyakit manusia seperti TB, tipus, Hepatitis B, Hepatitis C dapat dengan mudah menular kepada orangutan dan mengancam nyawa mereka. Sebaliknya, orangutan bisa menularkan TB dan penyakit lainnya kepada manusia. Memberi peluang untuk melakukan kontak langsung antara manusia dengan orangutan merupakan tidakan yang tidak bertanggung jawab.
“Kebun binatang di Indonesia selalu memperlakukan spesies kera besar ini dengan cara penghinaan. Hal ini bisa terjadi terutama karena kurangnya pengetahuan, tapi ini bukan alasan yang dapat diterima. Informasi dan keahlian tentang hal ini dapat diakses di internet atau dari kelompok LSM yang bergerak di bidang orangutan,” kata Gunung Gea yang juga Wakil Ketua Forum Konservasi Orangutan Sumatera (FOKUS).
“Kami meminta masyarakat Indonesia untuk tidak mengunjungi kebun binatang yang menggunakan orangutan untuk hiburan umum demi keselamatan mereka sendiri serta kesejahteraan orangutan.” kata Marison.
Seraya menambakan, pada pusat-pusat penyelamatan orangutan di Indonesia tidak ada yang diperbolehkan dekat dengan orangutan tanpa terlebih dahulu melakukan pemeriksaan kesehatan yang sangat ketat, termasuk orang asing yang harus terlebih dahulu bebas dari masalah kesehatan selama 10 hari di Indonesia baru diperbolehkan dekat dengan orangutan.
Di Taman Safari siapa saja yang telah membayar uang bisa menyentuh orangutan. Ini merupakan tindakan yang salah dan beresiko serius pada kesehatan yang serius bagi kedua belah pihak.
–>