Batu akik asal Sultra. Foto: FB Dheny Lahundape/Sultranews.com |
KENDARI, BL- Saat batu akik menjadi trend dan akhirnya punya nilai ekonomi, maka kerusakan lingkungan sudah berada di depan mata kita. Pernyataan tegas ini disampaikan Imanche Al Rachman, penggiat lingkungan dari LSM Komnasdesa-Sultra di hadapan puluhan wartawan saat kegiatan training dan fellowship isu lingkungan yang diselenggarakan AJI Kendari, (18/4) lalu.
Menurutnya, batu akik yang sudah bernilai ekonomi tak ada bedanya dengan batu mulia lainnya, seperti emas, intan dan berlian, karena akan selalu diburu para kolektor atau pencinta batu. Ironisnya, dalam perburuan batu akik dan sejenisnya ini dilakukan tanpa memperdulikan kaidah-kaidah pengelolaan lingkungan yang baik, bahkan lebih condong pada aktifitas perusakan.
Ini dapat dilihat dari aktifitas penambangan batu akik di sejumlah lokasi, seperti di Pulau Kabaena (Bombana), Kawasan hutan Warangga (Kabupaten Muna), kawasan hutan lindung Kolaka dan Kolaka Utara dan di kawasan Labuan Peropa (Kabupaten Buton Utara) yang merupakan bagian dari kawasan hutan Margasatwa Tanjung Peropa.
Di kawasan hutan alam ini setiap harinya ada sekitar puluhan sampai ratusan orang menggali tanah hutan, sehingga dengan sadar warga telah merusak biodiversity kawasan. Di Sultra, Kabupaten Buton Utara dianggap sebagai salah satu daerah yang memiliki kualitas batu alam terbaik, karena memiliki pancawarga terbaik menjadi tujuan utama banyak pebisnis batu.
Dan sangat disayangkan, sihir batu akik tidak hanya digilai oleh para pebisnis batu akik, tetapi juga disukai oleh hampir semua kalangan, tak terkecuali mereka yang selama ini mengaku sebagai aktifis penyelamat lingkungan, Ini terlihat dari seringnya oknum-oknum aktifis mengkampanyekan batu akik di dunia maya.
“Inilah yang menjadi kekhawatiran kita, karena batu akik sudah bernilai maka manusia menjadi tidak peduli lagi, walau sebenarnya yang ereka lakukan itu adalah tindakan masiv yang merusak lingkungan,”kata Imanche Al Rachman seperti dikutip Sultranews.com (Situs Sindikasi Beritalingkungan.com).
Ironisnya, sejumlah pemerintah kabupaten di Sultra telah membuat Peraturan Daerah (perda) yang mengatur tentang perniagaan batu akik di wilayah mereka. Salah satu daerah di Sultra yang telah menggodok perda adalah Kabupaten Bombana.
Di Kota Kendari senntra penjualan batu akik tersebar di beberapa tempat, dan terbesar berada di kawasan MTQ Square. DI tempat ini ratusan pedagang batu akik menawarkan pada para pencinta batu akik dengan berbagai harga. Di pasaran harga batu akik memang tengah mentereng. Biji batu cincin dapat dihargai dari seratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Sebenarnya, bagaimana awal batu akik ini menjadi sangat fenomenal di Indonesia? Padahal, batu akik dengan berbagai macam jenis batu telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Konon, batu akik ini menjadi kian moncer setelah Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan hadiah batu akik jenis bacan kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Pemberitaan pun meluas hingga akhirnya publik nasional dan internasional pun tahu kalau SBY dan Obama sama-sama menggunakan batu akik jenis bacan. Namun, SBY dalam hal ini belum pernah mengeluarkan statement.
Batu bacan ini berasal Pulau Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Daerah Bacan ini memang dikenal dengan penghasil batu cincin. Sebelum menjadi batu cincin, batu bacan harus dicari yang memiliki warna khusus. Bahkan, batu yang dimiliki mempunyai sifat bernyawa.
Batu bacan memiliki beragam warna, bahkan suhu tubuh manusia bisa memengaruhi keindahan batu bacannya.
Selain SBY dan Obama, konon Sultan Hasanal Bolkiah raja Brunei pun menggunakan batu bacan ini. Dan puncaknya, saat pertemua Konferensi Asia Afrika dimana Presiden Joko widodo menghadiahi para pemimpin Negara yang hadir dengan batu mulia ini. Bahkan, saat hendak diserahkan batu yang akan jadi hadiah ini dikawal oleh polisi dan tentara laksana mengawal para presiden.
Setelah batu bacan terkenal, batu akik dari jenis batu-batu yang lain pun ramai diburu oleh para kolektor batu akik, hingga akhirnya masyarakat awam pun kini ikut-ikutan latah menyukai batu akik. (Yos Hasrul/Merdeka.com/Sultranews.com) –>