Menurut Profesor Peter McNaughton, seorang ahli saraf di Universitas Cambridge, dengan mengkonsumsi minuman panas seperti teh atau kopi, pusat suhu tubuh akan meningkat dan menyebabkan tubuh berkeringat.
Namun, menurut Dr Christopher Gordon, pakar pengaturan suhu manusia di Universitas Sydney, “Keringat baru akan diproduksi atau mengalami peningkatan produksi jika orang tersebut sudah merasa kepanasan. Saat menenggak minuman panas, memang orang sering merasa panas. Tapi setelahnya mereka akan merasa lebih dingin saat mulai berkeringat.”
Kelenjar keringat didistribusi ke seluruh permukaan kulit. Gordon menjelaskan, “Distribusi kelenjar keringat lebih banyak di wilayah seperti kepala, tangan, dan kaki. Saat berkeringat, orang sering merasa lebih dingin saat menyadari perubahan suhu kulit di wajah.”
Lagipula, berkeringat penting bagi tubuh untuk bisa berfungsi secara normal. “Karena jika tubuh tidak berkeringat di lingkungan yang panas, maka pusat suhu tubuh akan meningkat dan kenaikan beberapa derajat saja sudah bisa menyebabkan kerusakan pada otak dan berakhir pada kematian,” ujar McNaughton.
Tapi tidak hanya minuman panas saja cara menjaga badan merasa sejuk. “Makanan pedas dengan cabai yang mengandung kapsaisin menyebabkan hal yang sama pada mulut dan alat pencernaan bagian atas yang mendeteksi panas dan menyebabkan keringat,” jelas McNaughton.
“Makanan pedas memicu sistem saraf pusat. Ini menyebabkan rasa panas di dalam mulut bertambah dan suhu kulit akan mengalami vasolidasi, pelebaran pembuluh darah, dan berkeringat. Rasa panas dalam tubuh berpindah ke kulit lalu ke udara sekitar tubuh,” kata Gordon.
“Minuman dingin hanya mendinginkan tubuh secara sementara,” kata McNaughton, “karena volume minuman dingin lebih kecil dibandingkan tubuh manusia. Jadi efek rasa dingin akan hilang dengan cepat.”
“Ada batasan seberapa banyak manusia bisa menenggak minuman dingin. Karena bisa memenuhi ginjal secara berlebihan. Jadi tidak bisa minum air dingin terlalu banyak,” tambahnya. (dw.de).