Saat menyampaikan sambutan pada acara puncak Hari Peduli Sampah 2014 kemarin, Balthasar tidak henti-hentinya memuji Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang dianggap sukse mengatasi sampah dan lingkungan.
“Mereka ini orang-orang hebat, luar biasa, menyelesaikan persoalan kota yang begitu kompleks melalui program-programnya. menyelesaikan persoalan sampah. Ibu ini (Risma) bisa menjadi inspirasi semua kepala daerah,” tuturnya.
Sementara Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini Risma, mengaku, gerakan peduli lingkungan yang dilakukan Surabaya selama ini bukan 100% dari pemerintah kota, tetapi juga dari warga kota. “Kampung-kampung kami bukan hanya bersih tapi mereka juga mengelola sampah. Hampir 3% yang keluar dari kampung dan mengelola air limbah secara mandiri. Pemkot tidak membiayai semua, tapi dilakukan semua warga kota sendiri,”ujarnya seperti dikutip Sultranews.com (Portal sindakasi Beritalingkungan.com).
Kementerian Lingkungan Hidup dan sekitar 30 kepala daerah serta sejumlah elemen dari unsur pengusaha dan organisasi keagamaan mendeklarasikan gerakan Indonesia peduli sampah pada Hari Peduli Sampah 2014, di Taman Surya, Kantor Wali Kota Surabaya, Senin (24/2/2014).
Adapun hasil yang diharapkan dari gerakan tersebut di antaranya, mewujudkan Indonesia peduli sampah melalui pelaksanaan 3R yaitu reduce, reuse, recyle. Kegiatan ini juga diharapkan dapat mendorong masyarakat membudayakan 3R serta mengubah cara pandang masyarakat bahwa sampah adalah sumber daya berguna. Sasaran lainnya adalah menurunkan timbunan sampah dengan target terolah minimal 20% pada 2019, menurunkan emisi gas rumah kaca dari sektor sampah 6% pada 2020, dan membangun kerjasama strategis para pemangku kepentingan dalam pengelolaan sampah.
Menteri Balthasar Kambuaya mengatakan, Indonesia memiliki penduduk terbanyak keempat di dunia, dengan total 237 juta jiwa. Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah hingga 270 juta pada 2025, dan diperkirakan bisa menghasilkan sampah hingga 130.000 ton/hari.
“Sampah meningkat mengikuti perkembangan kota, kalau tidak diurus dengan baik bisa membahayakan lingkungan dan masyarakat.Dari data yang kami dapat, rata-rata sampah di kota besar yang bisa dikelola baru di bawah 50%, selebihnya tidak terurus atau berada di jalan, air, atau tempat kosong,” ujar Balthasar dalam sambutannya.
Kota Surabaya, kata Balthasar, bisa menjadi pelopor peduli lingkungan bagi kota-kota lain karena dinilai telah mampu menyelesaikan persoalan sampah dalam beberapa tahun terakhir. (ALIN/SN).