Pentingnya Lahan Basah untuk Mengurai Banjir

Featured Slider Hutan Indeks Kendari Top Stories
Kawasan teluk menjadi salah satu wilayah lahan basah yang masih tersisa di Kota Kendari. Fungsinya sangat vital saat ini tergeser untuk kepentingan pembangunan.   Foto: Yoshasrul/Beritalingkungan.com.
KENDARI, BL-Lahan basah di Kota Kendari mulai punah lantaran beralih fungsi menjadi kawasan permukiman. Sebagai  contoh kawasan Tapak Kuda menuju kantor Gubernur Sulawesi Tenggara, dulunya adalah lahan basah, kini telah mulai dibangun berbagai jenis bangunan, terutama rumah toko. Begitupun di kawasan pinggiran teluk Kendari yang kini beralih fungsi. Tanaman mangrove yang banyak tumbuh di tebang dan ditimbun untuk membangun rumah.
Pondasi-pondasi beton bertulang untuk gedung bertingkat juga terlihat memenuhi sepanjang sisi utara teluk. Para pengembang berlomba membangun hunian baru, seperti perumahan serta sarana perkantoran. Tak mau kalah investor real estate pun telah merancang beragam gedung mewah dan pusat perbelanjaan. Untuk kepentingan pembangunan, ratusan truk pengangkut tanah dikerahkan menimbun lahan yang selama ini menjadi daerah resapan air kota ini.
Dikutif dari situs Wikipedia, definisi lahan basah atau wetland adalah lahan yang tergenang baik permanen maupun tidak. Baik buatan ataupun alami. Atau wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air  baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan ke dalam lahan basah ini, di antaranya, adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau), paya dan gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar payau atau asin.
Lahan basah merupakan wilayah yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan kebanyakan ekosistem. Di atas lahan basah tumbuh berbagai macam tipe vegetasi  (masyarakat tetumbuhan), seperti hutan rawa air, hutanrawa gambut , hutan bakau dan lain-lain. Margasatwa penghuni lahan basah juga tidak kalah beragamnya, mulai dari yang khas lahan basah seperti buaya kura-kura, buaya  biawak  aneka jenis kodok dan pelbagai macam ikan; hingga ke ratusan jenis burung dan mamalia.
Pada sisi yang lain, banyak kawasan lahan basah yang merupakan lahan yang subur, sehingga kerap dibuka, dikeringkan dan dikonversi menjadi lahan-lahan pertanian. Baik sebagai lahan persawahan, lokasi pertambakan, maupun sebagai wilayah transmigrasi.
Mengingat nilainya yang tinggi itu, di banyak negara lahan-lahan basah ini diawasi dengan ketat penggunaannya serta dimasukkan ke dalam program-program konservasi dan rancangan pelestarian keanekaragaman hayati semisal biodiversity action plan. Bila dikaitkan dengan Hari Lahan Basah Sedunia, maka lahan itu terkait dengan rawa dan memiliki ragam fungsi, bahkan memberi sumbangsih besar pada perubahan iklim dunia.
Bagi Kota Kendari keberadaan lahan basah ini sangat penting sebagai daerah resapan air. Daerah resapan air adalah daerah masuknya air dari permukaan tanah ke dalam zona jenuh air sehingga membentuk suatu aliran air tanahyang mengalir ke daerah yang lebih rendah. Pada tahun 1990-an intensitas banjir di Kendari masih bisa dikendalikan karena masih banyak lahan basah di sejumlah kawasan seperti wilayah Kecamatan Poasia khususnya di Kelurahan Anduonohu. Namun sekarang ini setiap tahun Kota Kendri terus dirundung musibah kebanjiran. Penyebabnya tidak lain karena kian sulitnya ketersidiaan lahan basah. Bertambah parah seiring makin mendangkalnya kawasan teluk Kendari.
Nampaknya, bagi pemerintah Kota Kendari penghargaan terhadap lahan basah sama sekali tidak ada. Padahal lahan basah itu sangat perlu dijaga, karena lahan basah itu fungsi utamanya untuk mengendalikan banjir dan bisa mempertahankan muka air tanah, bukan untuk didirikan  ruko atau perumahan dan lainnya.
Fungsi lainnya, bisa menjaga keanekaragaman hayati yang hidup dan tumbuh dirawa-rawa. Flora dan fauna yang hidup di rawa-rawa bisa hidup bebas dan tumbuh, tapi sekarang sudah nyaris punah karena sudah banyak yang ditimbun untuk alih fungsi. Di negara maju, lahan basah sangat dijaga kelestariannya.
Perlindungan terhadap daerah resapan air bertujuan untuk memberikan lahanyang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tersebut. Peresapan air yangcukup di daerah ini kemudian bertujuan untuk pemenuhan keperluan penyediaan kebutuhan air tanah baik untuk daerah yang lebih rendah maupundaerah itu sendiri, serta pengendalian banjir pada daerah yang lebih rendahdari daerah tersebut.
Permasalahan utama daerah resapan air adalah pembangunan yangsering terjadi di daerah resapan air yang seharusnya merupakan daerahyang dilarang untuk dibangun.Koefisien dasar bangunan adalah peraturan agar bangunan yangdirancang tidak menyebabkan terganggunya sirkulasi air tanah baik  penyerapanya maupun sirkulasi air di dalam aliran air tanah.  Penetapan koefisien dasar bangunan dimaksudkan untuk membatasi lahan terbangun agar memberikan kesempatan tanah untuk menyerap air.
Kurang ketatnya kontrol terhadap izin mendirikan bangunan (IMB) banyak menyebabkan menyempitnya daerah resapan air. Ini disebabkan oleh bangunan dengan pondasi dalam selain akan mengurangi peresapan air oleh tanah juga akan menghalangi aliran air tanah dalam.Pada perumahan yang telah dibangun di daerah resapan airpun terjadikesalahpahaman tentang koefisien dasar bangunan tersebut. Menurut pada koefisian dasar bangunan, daerah terbangun untuk suatu wilayahyang telah memiliki izin mendirikan bangunan adalah 40% untuk lahanterbangun dan 60% untuk lahan terbuka hijau yang pada kenyataannyatidak terealisasi.


Ya, saatnya  Pemerintah Kota Kendari segera meninjau kembali perencanaan pembangunan di sekitar kawasan lahan basah yang merupakan daerah resapan air. (Yos)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *