Tampak perahu nelayan yang menyambut Kapal Greenpeace Rainbow Warrior di pantai Numbay, Jayapura, Papua hari ini (9/5). Foto : Paul Hilton/Greenpeace. |
JAYAPURA, BL- Hari ini kapal Greenpeace, Rainbow Warrior tiba di Jayapura, Papua untuk memulai satu bulan perjalanan di Indonesia.
Tur kapal yang bertemakan “100% Indonesia: Bersama Melindungi Hutan dan Laut Kita” – mulai hari ini sampai 10 Juni 2013 akan menyampaikan cerita tentang kekayaan hayati Indonesia dan meminta pemerintah untuk segera bertindak untuk memastikan hutan dan laut nusantara terlindungi.
Kapal Greenpeace disambut secara unik oleh arak-arakan perahu nelayan dan pada saat yang sama sekelompok penari menampilkan tarian tradisional Papua di dermaga Jayapura tempat kapal tersebut bersandar. Walikota Jayapura Benhur Tommy Mano memimpin upacara singkat untuk menyambut kedatangan Rainbow Warrior dan para awak kapal.
“Rainbow Warrior sudah menjelajahi dunia sejak 1987 untuk berkampanye menyelamatkan bumi. Kehadirannya di Indonesia kali ini untuk menyaksikan langsung kekayaan alamnya yang luar biasa namun rapuh,” kata Pete Willcox, Kapten Rainbow Warrior melalui keterangan resminya yang diterima Beritalingkungan.com (9/5).
Menurut Pete, Indonesia adalah rumah bagi beberapa keanekaragaman hayati yang penting di bumi, tetapi deforestasi dan penghancuran laut telah membuatnya terancam.
“Selama tur ini, kami akan mendukung komitmen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melindungi hutan dan akan meluncurkan kampanye laut untuk melindungi perairan Indonesia,” kata Longgena Ginting, Kepala Greenpeace Indonesia.
Mantan Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) ini berharap kunjungan Rainbow Warrior ini akan mengilhami kemauan politik yang dibutuhkan untuk melindungi laut yang berharga dan merupakan bagian dari dunia, dan memanfaatkan kesempatan untuk memperkuat kebijakan moratorium hutan.
Indonesia memiliki 30 ribu spesies tumbuhan yang sudah terdata, lebih dari 3.000 mamalia, burung, reptil dan amfibi. Bersama dengan negara-negara lain dalam kawasan Asia Tenggara, merupakan rumah bagi lebih dari 20 persen hewan, tumbuhan dan spesies laut.
Perairan laut Indonesia adalah salah satu habitat pesisir dan laut yang paling beragam. Terumbu karangnya adalah yang paling terkaya secara alamiah di dunia dengan perkiraan 590 spesies karang keras yang terdata. Dalam terumbu ini bermukim beragam populasi ikan dan spesies laut lainnya paling tidak terdapat 2.200 spesies ikan karang yang tercatat. Bagaimana pun, para ahli mengidentifikasi terumbu karang Indonesia sebagai salah satu tempat keanekaragaman hayati yang paling terancam dan dalam bahaya karena overfishing, polusi dan perubahan iklim.
Sekitar 10 persen hutan hujan dunia berada di negara ini. Lima puluh tahun lalu, 82 persen daratan Indonesia ditutupi oleh hutan. Namun satu dekade terakhir, angka itu menurun menjadi 48 persen. Hari ini, hutan hujan Indonesia dan spesies di dalamnya menghadapi tekanan beruntun dari deforestasi yang merajalela untuk perkebunan sawit dan kertas juga pertambangan.
Veralien Maloali, Sekretaris Eksekutif FOKER LSM Papua mengatakan, pemerintah harus mengedepankan kepentingan masyarakat adat dalam rencana kebijakan terutama sektor kehutanan termasuk pengakuan atas hak mereka untuk menerima atau menolak berbagai perencanaan yang akan menghilangkan sumber penghidupan masyarakat.
“Perlindungan hutan bukan saja menyelamatkan satwa dan spesies di dalamnya namun juga memastikan masyarakat adat yang bergantung hidup pada kelestariannya memiliki masa depan bagi generasinya.”tandasnya.
Greenpeace percaya bahwa sebagai pusat penting bagi keanekaragaman hayati dunia, upaya untuk melestarikan hutan dan laut di Indonesia akan memberikan sumbangsih yang penting terhadap upaya yang lebih besar guna menyelamatkan lingkungan global. “Laut kita dan hutan kita adalah masa depan kita,”ujar Longgena.
Greenpeace mendesak pemerintah Indonesia untuk segera bertindak memastikan perlindungan keanekaragaman hayati Indonesia, termasuk memperpanjang waktu dan memperkuat kebijakan moratorium konversi hutan. “Dan kepada semua sektor industri termasuk Freeport khususnya di Papua untuk menghentikan praktik-praktik mereka yang merusak dan bergerak ke bisnis yang lebih berkelanjutan demi lingkungan, ekonomi dan masyarakat Indonesia,” kata Longgena.
Rainbow Warrior yang hari ini bersandar di Jayapura merupakan kapal terbaru Greenpeace dan salah satu kapal yang paling ramah lingkungan dari jenisnya. Armada kapal Greenpeace merupakan aset yang unik dalam kampanye lingkungan untuk menyelamatkan planet bumi dan melindungi kepentingan global. Kapal Greenpeace sering berlayar ke daerah terpencil untuk memberikan kesaksian serta mengambil tindakan terhadap kerusakan lingkungan.
Kapal ini terbuka bagi publik untuk wisata dari tanggal 10 – 11 Mei 2013. Tur Rainbow Warrior di Indonesia merupakan bagian dari kampanye Greenpeace “Tur Pelindung Laut Asia Tenggara.” Pada bulan Juni dan Juli, Kapal Esperanza akan melanjutkan tur ini di Thailand dan Filipina untuk menyerukan perlindungan lautan di seluruh kawasan. (Marwan Azis).