Akibat Perubahan Iklim, Produksi Wine Dunia Diperkirakan Akan Merosot

Featured Slider Indeks Pertanian Top Stories
thumbnail
Foto: Thinkstock
Jakarta – Perubahan iklim dunia sudah mengacam beberapa komoditas dunia seperti kopi dan jamur truffle. Sebuah studi terbaru menyatakan industri wine yang akan mengalami hal sama. Karena suhu di beberapa area produksi wine berubah drastis dan berpengaruh pada rasa wine.

Hasil studi tersebut diterbitkan di Proceedings of the National Academies of Sciences pada Senin (08/04/2013). Disebutkan kenaikan suhu dan perubahan siklus hujan membuat daerah pembuat wine tradisional di Mediterania seperti area di Perancis selatan dan Tuscany, Italia menjadi kurang cocok untuk ipanen yang berkualitas.

Studi yang dipimpin oleh Dr. Lee Hannah, dari Conservation International and Environmental Defense Fund memprediksi pada tahun 2050, area yang cocok untuk penanaman anggur akan berkurang antara 25 dan 73 persen di area produksi wine terbesar.

Beberapa perkebunan anggur memaksakan untuk memindahkan lahan ke bagian yang lebih tinggi. Hal tersebut berpengaruh negatif pada kehidupan liar di lingkungan sekitar. Untuk yang memutuskan tidak memindahkan lokasi lahan akan menggunakan teknik irigasi untuk meningkatkan tingkat produksi yang dikhawatirkan akan berpengaruh pada penyimpanan air bersih.

“Menanam anggur di area tersebut juga akan semakin mahal,” tutur Hannah kepada Huffington Post (09/04/2013). Wine sangat rentan terhadap perubahan cuaca dan suhu, karena hal tersebut akan mempengaruhi teritorial, kondisi yang berhubungan dengan lingkungan dimana anggur tersebut tumbuh. Hal ini akan mempengaruhi rasa wine.

Sebaliknya, sebuah area yang tidak disangka-sangka menjadi sorotan karena mempunyai kualitas sebaik wine Prancis. Pada bulan Juni, 2012 di New Jersey, Amerika Serikat diadakan sebuah wine tasting bernama “Judge of Princeton” yang dihadiri sejumlah ahli wine dan jurnalis wine dari seluruh dunia. Selain wine Prancis, ternyata white wine Chardonnay 2010 dari Unionville Vineyards, New Jersey menempati posisi teratas.

Studi juga menyatakan area dekat Yellowstone National Park dan pegunungan di China pusat bisa menjadi lahan potensial untuk pertumbuhan anggur,. Namun, perlu dipikirkan lagi mengingat nantinya akan merusak habitat para satwa liar. (Huffington Post/odi/flo/detik)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *