Ternyata tidak semua wilayah Antartika dipenuhi dengan es, ada beberapa bagian yang dipenuhi lumut yang menjadi rumah bagi banyak mikroba daerah yang beriklim ektrim itu.
Sekitar 46.000 kilometer persegi atau 1 persen wilayah Antartika bebas dari es. Di masa lalu daerah ini dianggap gurun kutub, tetapi dalam beberapa tahun para ilmuwan menyadari kandungan besar keragaman kehidupan.
Para tim peneliti berlomba melakukan identifikasi ke 15 wilayah biologis yang berbeda di Antartika. Hasil penelitian mereka kemudian dilaporkan Diversity and Distributions.
“Kami menganalisis 38.000 catatan untuk mendapatkan semua informasi keanekaragaman hayati terestrial Antartika,” kata Aleks Terauds dari Australian Antarctic Division seperti dikutip Jurnal Kesimpulan.
Tim tersebut merangkum semua kehidupan dalam wilayah bebas es, dari mikroba dalam tanah sepanjang jalan sampai ke lumut.
Ke-15 daerah yang berbeda berkisar dari Antarctic South Orkney Islands hingga Trans-Antarctic Mountains yang meliputi area seluas hampir 20.000 kilometer persegi. Setiap makhluk hidup beradaptasi menahan iklim yang keras benua tersebut.
Dari penelitian mereka diketahui di semenanjung Antartika memiliki lumut di batuan dan kerikil, sedangkan di lembah kering, ada mikroba yang hidup dalam struktur bebatuan sendiri. “Ini salah satu tempat paling kering di dunia, tapi ada cukup air di sana untuk menjaga organisme hidup.”ungkap Aleks.
Dan di sekitar Casey Station, Antartika Timur, kadang-kadang ada area berlumut disebut ‘Daintree of the Antarctic’ karena kaya keanekaragaman. Hidup dalam lumut, makhluk luar biasa seperti serangga mikroskopis berkaki delapan yang bisa melompat ke udara menghindari bahaya.
Lumut Antartika laksana karpet hijau, diselingi dengan daerah kuning dan gelap. “Cukup menakjubkan melihat tanaman hijau di Antartika.”tandasnya.(Jurnal Kesimpulan).