PEKANBARU, BL-Seekor Gajah Sumatera lagi ditemukan mati di tengah kebun kelapa sawit di Dusun IV Flambayan Desa Kota Garo, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Riau.
“Diduga gajah ini mati akibat diracun dengan pestisida,” kata ketua tim dokter hewan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Drh. Rini Deswita di lokasi kejadian, Jumat (20/7).
Usia gajah jantan itu diperkirakan sekitar 12-15 tahun. Gadingnya juga hilang.
Kesimpulan sementara hasil otopsi memang menunjukan gajah mati akibat racun karena limpa dan hati sudah menghitam. Tim dokter mengambil organ itu dan sampel sisa makanan dari lambung gajah untuk diteliti lebih lanjut di Balai Penelitian Veternitet Bogor dan Balai Penyidikan dan Penelitian Bukit Tinggi.
“Limpa dan hatinya sudah sangat menghitam karena racun yang dimakannya, karena fungsi organ itu adalah untuk menetralisir racun,” kata Rini.
Berdasarkan pantauan, lokasi bangkai gajah ditemukan di antara pohon sawit yang berusia sekitar lima tahun. Informasi dari warga, kebun itu milik Yancu, seorang warga Bagan Siapi-api Kabupaten Rokan Hilir, Riau.
Beberapa pohon didekat gajah terlihat rusak, diduga telah dimakan sebelum satwa bongsor itu mati. Sejumlah daun sawit juga terlihat di bawah belalai gajah yang mengeluarkan darah.
Kepala Pos Pengamanan Desa Kota Garo, Aiptu A. Siagian, mengatakan ia mendapat laporan ditemukan bangkai gajah dari warga pada Kamis (19/7). Menurut laporan warga, saat ditemukan sepasang gading masih ada.
“Tapi saat saya tiba di lokasi, satu gading sebelah kiri sudah hilang entah siapa yang mengambilnya,” kata Siagian.
Untuk mengamankan barang bukti, ia mengambil satu gading yang tersisa. Menurut dia, gading itu kini diamankan di Polsek Tapung Hilir.”Gading yang bisa diamankan panjangnya sekitar sejengkal tangan orang dewasa,” katanya.
Menurut seorang pekerja kebun sawit, Misrenti, selama seminggu terakhir dua kelompok gajah liar kerap melintas di kebun. Ia mengatakan ratusan pohon dan beberapa pondokan kayu pekerja telah dirusak satwa bongsor itu”Jumlahnya bisa 15 sampai 20 ekor setiap lewat,” kata Misrenti seperti dikutip Antara.
Namun, ia mengaku tidak pernah meracuni gajah itu sampai mati. “Bukan kami yang meletakkannya,” kata ibu tiga anak itu.
Gajah Sumatera Semakin Kritis
Dalam enam bulan terakhir terdapat 10 ekor gajah yang mati di Riau, tujuh ekor diantaranya mati dilokasi hutan Tesso Nilo baik yang berlokasi di dalam maupun di luar hutan konservasi itu.
Jumlah tersebut meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya yang hanya bejumlah dua ekor dan kesemuanya disebabkan konflik antara manusia versus gajah akibat perburuan.
Dari tahun 2004 hingga Juni 2012, WWF mencatat sedikitnya 90 ekor gajah sumatera ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dan hanya dua ekor pada tahun 2005 yang ditangani hingga meja pengadilan.
Saat ini jumlah gajah sumatera di alam diperkirakan tidak lebih dari 2.400 ekor sampai 2.800 ekor saja, atau turun 50 persen dari populasi sebelumnya yaitu 3.000 sampai 5.000 individu pada tahun 2007.
Maraknya konversi hutan menjadi lahan perkebunan sawit di Sumatera dan perburuhan menjadi penyebab utama berkurangnya populasi satwa yang tenaga banyak dimanfaatkan oleh manusia itu.