RIO, BL- Kabar baik dari Konferensi Tingkat Tinggi Bumi Rio+20, Brazil, Kepala negara dan kepala pemerintah dari enam negara dan dua yayasan dilaporkan telah menyatakan komitmennya untuk melestarikan sumber daya alam
Mereka berkomitmen melestarikan sumber daya alam sebagai sumber mata pencaharian, makanan, perlindungan dari bencana alam dan manfaat lainnya kepada masyarakat.
Komitmen itu disampaikan pada sebuah acara di Rio yang diselenggarakan atas prakarsa Presiden Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Thomas dari Grenada. Acara ini turut didukung oleh The Nature Conservancy dan Global Islands Partnership.”Komitmen ini menunjukkan visi dan kepemimpinan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan menjadi nyata,” kata Glenn Prickett, Pejabat Hubungan Eksternal untuk The Nature Conservancy melalui keterangan tertulisnya.
“Nilai penting sumber daya alam telah muncul sebagai salah satu tema utama konferensi Rio+20. Para pemimpin ini mengambil langkah-langkah nyata untuk berinvestasi dalam nilai-nilai tersebut. Ini menjadi alasan dari perayaan hari ini. “tambahnya.
Lalu apa seperti apa komitmen keenam para pemimpin negara itu ? Antigua dan Barbuda, Perdana Menteri Winston Baldwin Spencer menyatakan, negaranya untuk melindungi 20 persen wilayah laut dekat pantai mereka dan 15 persen luas daratan mereka pada tahun 2020, sehingga dengan demikian secara resmi bergabung dalam Caribbean Challenge Initiative.
Negara ini juga telah berkomitmen untuk menciptakan Antigua and Barbuda Conservation and Climate Adaptation Trust (ABCCAT) dan mengembangkan mekanisme keuangan yang berkelanjutan seperti biaya pengguna dan pengalihan utang untuk adaptasi iklim guna menyediakan sumber daya keuangan yang berkelanjutan untuk melindungi sumber daya laut dan pesisir dan adaptasi perubahan iklim.
Sedangkan Perdana Menteri Australia, Julia Gillard menyatakan, Australia berkomitmen untuk membangun jaringan perlindungan laut terbesar dan paling komprehensif di dunia, dengan mencadangkan lebih dari 3 juta kilometer persegi lautan Australia di bawah manajemen konservasi. Mereka juga akan membantu negara-negara lain mencapai “ekonomi biru” dengan menggandakan dukungan terhadap Prakarsa Segitiga Terumbu Karang menjadi $ 8 juta (AUS) dan tambahan $ 25 juta (AUS) dalam pendanaan untuk perikanan dan adaptasi perubahan iklim di Pasifik.
Wakil Menteri Kolombia, Soto atas nama Presiden Juan Manuel Santos menyatakan, Kolombia berkomitmen untuk menempatkan program mitigasi nasional inovatif yang akan memastikan bahwa kompensasi dampak lingkungan dibuat di lokasi yang paling strategis.
Kerangka kerja akan memungkinkan perusahaan untuk merencanakan dan mengimbangi kerugian mereka dengan cara yang efisien dan memastikan keuntungan terbesar atas investasi untuk alam. Kolombia juga berkomitmen untuk mengambil pendekatan perencanaan terpadu untuk pengembangan Magdalena River Basin. Negara ini juga akan merancang program baru untuk mengurangi deforestasi dan secara signifikan meningkatkan 1,2 juta hektar Taman Nasional Chiribiquete untuk meningkatkan perlindungan terhadap lembah Amazon Kolombia.
Grenada, Perdana Menteri Grenada, Tillman Thomas mengumumkan bahwa ia akan menjadi tuan rumah KTT Pemimpin Politik dan Bisnis Karibia bersama dengan Sir Richard Branson dari Virgin Group, juga bersama dengan Premiere Orlando Smith dari British Virgin Islands pada 2013.
KTT ini akan membangun dan memperluas komitmen Caribbean Challenge Initiative dengan menempatkan 20 persen wilayah laut dekat pantai di bawah perlindungan pada tahun 2020 dan mengembangkan mekanisme keuangan yang berkelanjutan untuk membiayai pengelolaan kawasan yang dilindungi.
Sementara, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, demi ketahanan pangan, Indonesia akan berupaya memastikan kesehatan laut dan pesisir. Dia berkomitmen untuk memperkuat upaya Indonesia untuk membangun “ekonomi biru” yang akan menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan dan merata di semua lautan dan daerah pesisir.
Dia menegaskan kembali kepemimpinannya dalam Prakarsa Segitiga Terumbu Karang untuk penghidupan terkait sektor kelautan, keamanan pangan dan perubahan iklim, dan menguraikan pendekatan multiarah guna mengangkat nilai penting alam untuk masyarakat pesisir dan ekonomi Indonesia.
Wakil Presiden Republik Seychelles, Danny Faure menyatakan akan mampu menyelesaikan pengalihan utang untuk adaptasi perubahan iklim yang memungkinkan aliran dana minimal US $ 2,5 juta per tahun.
Seychelles akan menunjuk 30% wilayah pesisir mereka sebagai daerah perlindungan laut, dengan setengah dari daerah ini merupakan zona larang tangkap (no take zone area). Seychelles selanjutnya berkomitmen untuk memberikan tiga tahun dukungan keuangan untuk Global Islands Partnership dan untuk terus mendukung peluncuran West Indian Ocean Challenge.
Ketua The Nippon Foundation, Jepang, Yohei Sasakawa juga menyatakan berkomitmen untuk menyediakan sumber daya kepada negara-negara yang telah membuat komitmen “ekonomi biru” di KTT Rio+20.
Yayasan Nippon, yang telah menyediakan keahlian dan sumber daya untuk meningkatkan pengelolaan laut di 110 negara ini, telah berkomitmen untuk meluncurkan inisiatif baru yang melibatkan waktu sepuluh tahun, proses dialog tingkat tinggi dan pengembangan program baru untuk memajukan pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan.
Sementara, Pejabat Hubungan Eksternal The Nature Conservancy, Glenn Prickett juga menyatakan, The Nature Conservancy yang bekerja untuk melestarikan sumber daya alam di masing-masing negara pendukung, berkomitmen untuk membantu para pemimpin menjalankan komitmen untuk memastikan manfaat terbesar bagi manusia dan sumber daya alam yang diperlukan untuk pertumbuhan yang adil merata dan berkelanjutan. Tindakan-tindakan utama mencakup penyediaan fasilitas pengalihan utang untuk alam dan berbagai mekanisme pembiayaan inovatif lainnya. (Marwan Azis).