Yuk Matikan Lampu 31 Maret 2012

Agenda Konservasi Top Stories

Gubernur DKI, Fauzi Bowo dan para relawan Earth Hour 2012. Foto : Dok WWF.
Jelang enam hari lagi menuju Earth Hour 2012 lagi, WWF Indonesia bersama Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo kembali menghimbau warga Jakarta untuk berpartisipasi dalam aksi Earth Hour  yang direncanakan 31 Maret mendatang.
Aksi serentak memadamkan lampu yang dikenal dengan nama Earth Hour 2012 merupakan salah satu usaha mengurangi laju pemanasan global dan dampak perubahan iklim. Sejak tahun 2009 hingga 2011,  Earth Hour 2012 menjadi kampanye lingkungan hidup terbesar dalam sejarah karena berhasil meraih 1,8 milyar pendukung dari 5.251 kota di 135 negara, dan memadamkan 1.775 ikon global.
Tahun ini, Earth Hour 2012 keempat kalinya diselenggarakan di Indonesia. WWF-Indonesia bersama Gubernur Propinsi DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengajak publik Jakarta untuk tetap berpartisipasi mematikan lampu dan peralatan listrik yang tidak sedang dipakai selama 1 jam pada hari Sabtu, 31 Maret 2012, jam 20.30 – 21.30.
“Saya bangga semakin banyak masyarakat Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia menjadi bagian dari gerakan lingkungan hidup terbesar di dunia ini,”kata Foke, panggilan akrab Fauzi Bowo.
Sebagai komitmen Pemerintah Propinsi DKI Jakarta terhadap lingkungan hidup lanjut Foke,  warga Jakarta siap mewujudkan pola hidup warganya untuk hemat energi dan ramah lingkungan. “Saya juga mengajak seluruh kota-kota di Indonesia berpartisipasi dalam Earth Hour 2012.”tambahnya.
Dalam aksi Earth Hour 2012,  Jakarta kembali meneruskan komitmen memadamkan lampu di 5 ikon kota, lampu sepanjang jalan utama, dan papan reklame milik Pemerintah Propinsi DKI Jakarta pada hari Sabtu, 31 Maret 2012, jam 20.30 – 21.30  WIB yang meliputi Gedung Balai Kota Propinsi DKI Jakarta, Monas dan air mancurnya, Bundaran Hotel Indonesia dan air mancurnya,  Air mancur Arjuna Wiwaha, Patung Pemuda, Lampu jalan sepanjang Jalan Jenderal Sudirman – Jalan MH Thamrin, Lampu jalan sepanjang Jalan Gatot Subroto – Jalan HR Rasuna Said, Lampu papan reklame milik Pemerintah Propinsi DKI Jakarta.
Selain itu, Pemerintah Propinsi DKI Jakarta juga mengeluarkan surat himbauan kepada para pemilik atau pengelola gedung-gedung sepanjang Jalan MH Thamrin, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan HR Rasuna Said, untuk berpartisipasi dalam gerakan ini dan menjadikannya sebagai kebijakan yang berpihak pada efisiensi energi.
Untuk mendukung inisiatif ini, sejumlah mitra korporasi WWF-Indonesia, yaitu Central Park Mall, Garuda Indonesia, Metro TV, PT SHARP Electronics Indonesia, The Body Shop, dan Carrefour, telah menyatakan komitmennya terhadap Earth Hour 2012 dan akan memadamkan gedung, pabrik, papan reklame, dan secara sukarela mengajak rekanan, staf, konsumen, dan masyarakat dalam jejaring kelompok mitra korporasi tersebut untuk juga berpartisipasi di Earth Hour 2012.
Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, turut mendukung Earth Hour 2012 dengan memadamkan kompleks Keraton Yogyakarta, Pura Pakualaman, dan sepanjang Jalan Mangkubumi (Malioboro), melalui Titik Nol hingga ke Tugu.“Perlu diingat, keberhasilan  Earth Hour bukan hanya diukur dari penghematan hari ini saja, melainkan bagaimana menjadikan gaya hidup hemat energi sebagai gaya hidup sehari-hari. Mari gaungkan pesan ini agar menjadi sebuah gerakan perubahan,” kata Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Dr Efransjah, CEO WWF Indonesia, menambahkan, Earth Hour  adalah  momentum yang tepat untuk 
mengingatkan masyarakat pada emisi karbon dioksida yang dihasilkan pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan kontribusinya kepada perubahan iklim. “Peran serta masyarakat melalui perubahan gaya hidup merupakan kontribusi signifikan dalam aksi global ini,” tandasnya. Efransjah juga menekankan bahwa Jakarta harus menjadi contoh pergerakan ini karena memiliki potensi besar penghematan energi, termasuk menjadi salah satu kota pelopor gerakan orang muda.
Di luar dugaan, dari aksi yang awalnya ditargetkan di 7 (tujuh) kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Malang, dan Surabaya, kini telah menjadi aksi bersama di total 26 kota di Indonesia. (Marwan Azis).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *