Sampah di DAS Peusangan. Foto : Lovegayo.com |
ACEH, BL- Aliran DAS Peusangan merupakan sumber air untuk satu juta orang di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Bireuen, Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara, DAS Peusangan saat ini kondisinya dilaporkan kritis.
”WWF menyebutkan kondisi kritis DAS Peusangan, meski saat ini belum terlihat dampaknya secara nyata, namun jika tidak di perhatikan secara serius oleh semua pihak akan menimbulkan dampak yang serius, seperti banjir, kekeringan akan menimbulkan bencana alam lainnya, yang sudah pasti sangat merugikan kehidupan manusia di sekitarnya”kata Dede S, Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Kreung Peusangan.
Kondisi tersebut lanjut Dede, disebabkan karena hilangnya 40 persen tutupan hutan di wilayah DAS Peusangan juga telah matinya sebanyak 15 persen sumber air ke Danau Lut Tawar yang berakibat berkurangnya debit air danau dan sungai tersebut. Ia mengajak semua pihak untuk ikut menjaga dan melestarikan DAS Peusangan, Sabtu (17/9).
Kondisi DAS Peusangan dikategorikan kritis satu nasional atau sama dengan status Bengawan Solo yang sudah kritis satu sehingga harus menjadi perhatian semua pihak terutama untuk mengembalikan kelestariannya.” Jika ini tidak dilakukan dilakukan, maka dalam 10 tahun ke depan, kondisinya akan lebih parah lagi,”ujarnya.
Sepanjang DAS Peusangan dialiri sekitar 107 anak sungai, termasuk sumber utamanya dari Danau Laut Tawar. Dan kondisinya sebagian besar mulai rusak sehingga perlu ditata kembali secara bersama, apalagi saat ini, di sekitar Das Peusangan, terutama di daerah Bireuen, sudah terjadi sedimentasi serius serta diperpark ah dengan adanya galian C di hilir DAS Peusangan. Dan karenanya perlu segera mengefektifkan Forum DAS Peusangan agar segera dimulai upaya-upaya antisifasinya.
Air sungai DAS Peusangan, selama ini banyak dimanfaatkan warga, bukan saja oleh masyarakat Aceh Tengah dan Bener Meriah seperti untuk mengairi sawah, tetapi juga dimamfaatkan oleh warga Bireuen, Aceh Utara serta Kota Lhokseumawe serta sejumlah Perusahaan besar di Aceh, termasuk salah satunya PT PIM dan PT Arun sebagai pendingin mesin.
Forum DAS Peusangan sendiri saat ini sedang melakukan kegiatan tindak lanjut dari penanda tanganan perjanjian kerjasama untuk pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Peusangan, Penandatangan dilakukan oleh, lima bupati Bupati dan Walikota yaitu Bupati kabupaten Bireuen Nurdin Abdurrahman dan perwakilan Pemerintah Daerah lainnya seperti Bupati Aceh Tengah, Bupati Bener Meriah, Bupati Aceh Utara dan Walikota Lhokseumawe serta Gubernur Aceh yang diwakili Kepala Bapedal Aceh Husaini Syamaun.
Pengelolaan DAS Peusangan yang melibatkan lintas sektor dan pemerintah daerah terwujud atas inisiasi WWF-Indonesia bekerjasama dengan pemerintah 5 kabupaten kota, BPDAS Krueng Aceh, sejumlah lembaga lingkungan seperti Yayasan Leuser Internasional, Forum Penyelamatan Danau Laut Tawar, Institut Redelong, Silfa, Aceh Green Care, privat sektor seperti PT Arun, PT PIM, PDAM dan tokoh masyarakat.
“Setelah penanda tanganan MoU tersebut, kita saat ini sedang melakukan kesepakatan-kesepakatan lainnya, setelah itu kita akan melakukan aksi atau kegiatan langsung dalam pelestarian Das Peusangan, kita berharap semua pihak memberikan dukungan demi kelestarian Das Puesangan”Pungkas Dede.(Arsadi Laksamana).