Berikut ini kronologis penembakan masyarakat, menyusul amuk massa yang terjadi sejak Senin (22/8) siang di Blok Tiaka Kabupaten Morowali yang dirilis Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sulawesi Tengah.
Pada sabtu 20 agustus 2011 masyarakat melakukan aksi dangan nama Front Aliansi pemuda Mahasiswa dan Pelajar Peduli Rakyat Bungku Utara dan Mamosalato dengan tuntutan : Pemenuhan hak-hak masyarakat sejak perusahaan (PT MEDCO) mengolah seperti dana Comodity Development (CD), Pemberdayaan Tenaga Kerja Lokal dan Dana Pendidikan. Aksi ini diikuti sekitar ratusan orang dengan mengambil rute aksi dari (star) desa Kolo Bawah Kec Mamosalato menuju Kilang minyak PT MEDCO di Tiaka.
Awalnya aksi ini berjalan aman karna di sasaran aksi tidak ada sama sekali aparat keamanan sehingga massa aksi hanya melakukan orasi-orasi sekaligus meminta kepada pihak pt medco untuk melakukan dialog dengan direktur manejer pt medco, namun pihak PT Medco mengatakan bahwa direktur manejer tidak berada ditempat tapi di Jakarta. Karna masyarakat kecewa, masyarakat membongkar Pos Security PT Medco. Dan menyandera 1 buah Speed Boad milik perusahaan.
Karena merasa aman massa aksi kembali ke star aksi semula yakni Desa Kolo Bawah untuk melakukan mobilisasi massa kembali kesasaran aksi semula. Sekitar pukul 16.00 massa bergerak kembali ke tiaka namun masyarakat tidak sempat merapat karna tiaka sudah dijaga ketat oleh aparat keamanan. Sehingga dalam proses ini massa aksi berusaha melakukan negosiasi dengan aparat keamanan lewat HT (handy talkie). Masyarakat meminta bahan bakar kepada perusahaan karena bahan bakar Speed yang mereka pakai sudah habis. Sehingga aparat keamanan menginstruksikan kepada masyarakat untuk merapat dan menjajnjikan kepada massa aksi bahwa nanti ditiaka baru diisi bahan bakarnya. Selain itu aparat keamanan juga mengatakan bahwa di tiaka sudah ada Direktur, Komisaris dan Rush PT Medco. Namun hal ini tidak digubris oleh massa aksi karna dianggap pembohongan. Sehingga masyarakat memutuskan untuk pulang ke Kolo Bawah. Namun dalam perjalanan masyarakat ditembaki oleh aparat, tapi tidak ada yang korban.
Pada tanggal 21 Agustus 2011, masyarakat melakukan konsolidasi untuk aksi selanjutnya.
Aksi Senin 22 Agustus 2011 merupakan aksi lanjutan dari aksi sebelumnya yakni Sabtu 20 Agustus 2011, dengan star yang sama dan sasaran yang sama, massa dengan jumlah 100 orang kembali melakukan aksi di tiaka dan melakukan pembakaran tangki LNG milik PT Medco karena PT Medco tidak merespon aksi tersebut. Setelah melakukan aksi masnyarakat kembali, namun sekitar 500 meter massa aksi dikejar oleh speed boad aparat keamanan.
Dalam insiden ini 1 orang tertembak dan segera dievakuasi ke Kolo Bawah. Dalam aksi ini ada sebuah kapal milik massa aksi yang kehabisan bahan bakar sehingga kapal lain (termasuk yang mengangkut korban) berusaha untuk mencari bahan bakar di Kolo Bawah. Tetapi pada saat kapal tersebut dating membawakan bahan bakar ternyata kapal tersebut sudah ditembaki oleh aparat sehingga kapal yang membawa bahan bakar memutuskan untuk mundur. Dalam insiden ini 6 orang luka parah satu tewas ditempat atas nama Ateng dan satu meninggal di Rumah Sakit (RS) Luwuk atas nama Yurifin.
Tanggal 23 Agustus 2011 Pukul 13.30 Wita
5 orang masyarakat korban penembakan Polisi di Tiaka dalam keadaan kritis sementara dalam perjalanan menuju Palu. Mereka dirujuk karena RS luwuk tidak mampu menanganinya. Sementara kordinator lapangan aksi di rujuk ke Makassar
Di lokasi saat ini Angkatan laut dan 2 Kapal KRI ikut mengamankan Pulau Tiaka. #Yang harus diluruskan dari kasus ini adalah, masyarakat melakukan pengrusakan setelah ada korban yang meninggal bukan sebelumnya. Kedua, masyarakat tidak menyandera aparat kepolisian tapi speedboad perusahaan. Ketiga, pembakaran pos security medco dilakukan pada aksi gelombang kedua setelah masyarakat kecewa PT Medco mengingkari janjinya untuk bertemu dengan mereka. Jadi ‘kerusuhan’ di sini hanya rekayasa aparat kepolisian yang jelas-jelas merekalah sumber /biang kerok kemarahan masyarakat karena bertindak represif dengan melakukan pengepungan peserta aksi dan menembak massa. (Marwan Azis)