Lindungi Investor, Polisi Tembak Dua Pendulang Emas

Indeks Tambang
m3sultra

KENDARI, BL- Dua warga pendulang emas di Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara ditembak oknum aparat di lokasi tambang milik PT Panca Logam, salah satu investor tambang. Untuk menyematkan jiwa keduanya harus dilarikan ke Rumah Sakit Bayangkara Kendari.

Suasana haru masih menyelimuti Rumah Sakit Bhayangkara Kendari. Miswati (40 th) tak mampu menahan tangis saat melihat keponakannya, Karianto (27 Tahun) yang terbaring lemas di salah satu ruang di rumah sakit milik polisi tersebut. Bahkan istri Slamet Kartono ini sempat pingsan melihat kondisi korban yang kritis akibat timah panas bersarang tepat diperutnya.

Karianto adalah satu dari dua korban penembakan oknum aparat di lokasi tambang emas di Desa Uwubangka, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana. Karianto tertembak dibagian perut, sementara satu rekan Karianto bernama Jasmani (35 Tahun) tertembak dibagian kaki.

Ketertutupan aparat kepolisian mengenai peristiwa penembakan, membuat wartawan kesulitan mewawancarai korban maupun keluarga korban. Bahkan polisi terkesan menghalang-halangi kerja wartawan yang mencoba mencari informasi di rumah sakit tersebut. Sejumlah personil polisi juga nampak menjaga ketat kamar tempat korban dirawat.

Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Fahrurrozi membenarkan adanya dua warga yang tertembak. ”Penembakan terjadi saat malam hari (Kamis (16/7), sekitar pukul 22 Wita. Dipicu adanya upaya penyerangan kantor milik PT Panca Logam, salah satu investor emas di kabupaten bombana, oleh sekelompok masyarakat,”demikian Fahrurrozi

Polisi hingga kini masih menyelidiki kasus penembakan tersebut ke tempat kejadian perkara jika ditemukan adanya unsur kesengajaan.

Seperti diketahui penertiban para pendulang emas yang berada polisi bersama pemerintah Kabupaten Bombana terus dilakukan. Pemerintah bahkan telah berkali-kali memberi peringatan pada masyarakat pendulang untuk menghentikan aktifitas penambangan ilegal dengan dalih merusak lingkungan.

Namun himbauan pemerintah dan polisi tidak dihiraukan warga pendulang. Bahkan kian hari jumlah pendulang terus membengkak. Diperkirakan puluhan ribu warga saat ini berada di lokasi seluas empat puluh ribu hektar tersebut. Mereka mendulang secara manual dengan alat sederhana seperti pacul dan wajan. (Yos Hasrul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *